Jumat 29 Jun 2012 12:15 WIB

63 Tahun Yogya Kembali Pengingat Sejarah Bangsa

KGPAA Sri Paduka Paku Alam IX
Foto: Antara
KGPAA Sri Paduka Paku Alam IX

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Upacara peringatan 63 tahun peristiwa Yogya Kembali yang digelar di halaman sisi utara Hotel Inna Garuda menjadi pengingat sejarah besar di Yogyakarta yang turut mempengaruhi upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

"Melalui peringatan Yogya Kembali ini, seluruh masyarakat diingatkan untuk jangan melupakan sejarah. Sejarah adalah bagian dari upaya untuk mencapai kemajuan bangsa," kata Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam IX saat membacakan sambutan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada upacara peringatan Yogya Kembali di Yogyakarta, Jumat (29/6).

Menurut dia, perjuangan mencapai kemajuan bangsa tersebut tidak boleh terhenti tetapi harus tetap diteruskan dengan mempertahankan jiwa dan semangat juang sehingga perjuangan para pendahulu tidak akan sia-sia.

Ia pun menyebutkan, dengan pemahaman sejarah yang benar maka tidak akan muncul polemik di kemudian hari, salah satu contohnya adalah polemik tentang keistimewaan yang saat ini masih belum menemui titik terang.

Upacara peringatan Yogya Kembali tersebut diikuti oleh puluhan anggota Wehrkreis Daerah Perlawanan III Yogyakarta, puluhan pelajar, anggota TNI serta sejumlah pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta.

Ketua Wehrkreis Daerah Perlawanan III Yogyakarta Sujono mengatakan, Pemerintah Kota Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir memberikan dukungan dalam peringatan Yogya Kembali.

"Sebelumnya, acara peringatan Yogya Kembali hanya diperingati oleh anggota Wehrkreis saja. Tetapi, beberapa tahun terakhir pemerintah daerah ikut memberikan dukungan terhadap peringatan tersebut," tuturnya.

Diharapkan, lanjut dia, peringatan tersebut dapat diperingati secara nasional seperti Hari Pahlawan. Setelah upacara peringatan, sejumlah siswa yang menjadi peserta upacara mengunjungi Tetenger Yogya Kembali yang berada di bagian depan Hotel Inna Garuda.

Dalam tetenger tersebut dinyatakan, adanya jaminan tidak ada letusan senjata dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyatakan bahwa tepat di tetenger tersebut merupakan garis batas penarikan tentara Belanda dari Yogyakarta sebagai ibu kota Republik Indonesia.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti yang mendampingi siswa menjelaskan makna tetenger tersebut. Kegiatan peringatan 63 tahun Yogya Kembali dilanjutkan dengan ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement