Ahad 03 Jun 2012 06:00 WIB

Review Novel Bila Cinta Mencari Cahaya oleh @im_hanifa

Cover Novel Bila Cinta Mencari Cahaya
Foto: Republika
Cover Novel Bila Cinta Mencari Cahaya

Judul: Bila Cinta Mencari Cahaya

Harga: Rp.60.000,-

Tebal: viii + 480

Pengarang: Hariry As-Shidiqie

Penerbit: Republika, 2012, Jakarta 

Masalah percintaan tidak akan pernah habis dibahas. Namun, cinta hakiki adalah yang mampu mendekatkan pecinta dan yang dicinta pada Sang Maha Pemilik Cinta. Hal inilah yang ingin diangkat penulis buku "Bila Cinta Mencari Cahaya". 

Dari setting tempat cerita novel ini, penulis sukses membuat orang yang membaca ikut merasakan aroma daun teh dan bagaimana secara umum kehidupan di perkebunan teh di daerah Jawa Barat. Serta, merasakan dinginnya udara pegunungan yang menusuk tulang dan suasana khas pegunungan. Dan, bagaimana susahnya akses jalan di pegunungan. 

Dari sisi cerita, tokoh dalam novel ini mengajarkan bagaimana menyikapi secara bijak, cerdas, keadaan yang tidak nyaman, dan stigma buruk yang terlanjur disematkan pada identitas agama yang ada dalam dirinya. Tokoh utama menunjukkan bagaimana memperjuangkan pendidikan agama dan pantang menyerah dalam ujian yang datang dari orang-orang yang tidak sepaham dengannya. 

Kisah cinta tokoh utama dan tokoh pendukung dalam novel ini, diramu sedemikian rupa sehingga tidak terkesan berlebihan. Meski ada beberapa kisah dalam novel yang terkesan mengambang, dan mungkin sengaja tidak dituntaskan penulis, namun novel ini layak dibaca bagi siapa saja yang sedang membutuhkan motivasi dalam berjuang menegakkan ajaran dan pendidikan agama. Bagi para pecinta yang sedang gamang menyikapi yang dicinta, serta bagi yang bingung akan datangnya jodoh  yang dinanti.

Dalam buku ini, banyak berisi penjelasan nasihat-nasihat dan uraian dari ulama dan tentang sejarah umat Islam dan Eropa. Bagi yang tidak terlalu suka membaca buku tebal dan alur cerita yang maju mundur, buku ini terasa membosankan.

Dari sisi penulisan, tidak ada kesalahan yang berarti. Kertas dan jenis huruf yang digunakan cukup bagus, membuat pembaca nyaman saat membaca. Gaya penuturan penulis cukup jelas.

Yang perlu diperbaiki adalah beberapa kisah yang tidak tuntas, terasa mengambang, terlalu terburu-buru dan mendeskripsikan cerita secara ringkas sehingga halaman buku tidak terlalu tebal. Secara keseluruhan, buku ini layak untuk dibaca untuk memberi suplemen dan vitamin bagi jiwa dan otak kita. 

Imroatun Hanifah

Fb: Imroatun Hanifah

Twitter: im_hanifa

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement