Jumat 01 Jun 2012 15:43 WIB

Geolog: Situs Batu Pabahanan Bukan Karya Manusia

Situs Batu Pabahanan di Desa Salebu, Kecamatan Majenang, Cilacap
Situs Batu Pabahanan di Desa Salebu, Kecamatan Majenang, Cilacap

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKETO - Ahli geologi dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jawa Tengah, Muhammad Aziz menyatakan, Situs Batu Pabahanan di Desa Salebu, Kecamatan Majenang, Cilacap, bukan bangunan arsitektur hasil karya peradaban manusia.

"Dari hasil penelitian singkat mengenai faktor litologi batuan dan fenomena geologi di Gunung Padang (Gunung Cendana, red.) Desa Salebu, tidak ditemukan batuan yang tersusun akibat peradaban manusia pada saat itu, yakni zaman Kerajaan Pajajaran, menjadi sebuah bangunan yang disakralkan," kata Aziz di Purwokerto, Jumat (1/6).

Ia mengatakan, penelitian singkat ini dilakukan Kamis (31/5) dengan mendatangi lokasi Batu Pabahanan, Gunung Padang, Desa Salebu, Kecamatan Majenang, Cilacap. Menurut dia, batuan yang tersusun di sekitar Gunung Padang merupakan akibat proses fenomena geologi murni, yakni pembentukan suatu tubuh batuan beku yang berupa retas andesit dengan pola struktur kekar kolom.

    

"Ini akibat tegasan ketika mendingin dan mengerut, struktur kekar kolom yang ada umumnya berbentuk pola prisma segi lima, empat, enam, maupun delapan," kata dia.

    

Ia mengatakan, batuan yang dijumpai di lokasi Situs Batu Pabahanan dominan berbentuk pola segi enam dan delapan. Menurut dia, kondisi ini seperti hasil karya peradaban manusia pada saat teknologi Megalitikum, yakni hanya meyakini pola bentuk segi empat yang dapat mudah dibentuk, tidak berbentuk segi prisma lainnya.

"Jika Situs Batu Pabahanan merupakan hasil peradaban manusia kemungkinan berada dalam luasan wilayah yang cukup luas dan tidak di tepi atau lereng punggungan bukit seperti yang ada di lokasi penelitian," katanya.

    

Asumsi yang diperoleh dari penelitian singkat tersebut, kata dia, faktor geologi, kontrol litologi, dan struktur geologi merupakan pokok bahasan penting dalam wilayah ini. "Ini memang sangat berperan dalam pembentukan fenomena 'Situs Batu Pabahanan' dan merupakan proses alamiah yang memang benar-benar terjadi," katanya.

    

Lebih lanjut dia mengatakan, penelitian singkat tersebut didasari atas pemberitaan di sejumlah media massa yang menyebutkan bahwa batuan di Gunung Padang, Desa Salebu, Kecamatan Majenang, memiliki kemiripan dengan batuan yang ditemukan di Gunung Padang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

    

Oleh karena itu, dia mengaku tertarik untuk menelitinya. Informasi yang dihimpun ANTARA, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakalan (BP3) Jawa Tengah pernah melakukan penelitian awal di Batu Pabahanan pada 14-15 Oktober 2011.

    

Dalam laporan hasil penelitian yang ditujukan kepada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kecamatan Majenang disebutkan, batuan di Gunung Padang kemungkinan merupakan proses geologi.

    

Dalam proses tersebut, struktur balok dapat diakibatkan oleh intrusi dari jenis 'dyke' di mana magma menerobos celah-celah yang ada. Hasil terobosan ini bisa menghasilkan batuan berbentuk balok.

Kendati demikian, dalam laporan tersebut BP3 Jateng mengakui masih sebatas melakukan asumsi-asumsi dengan diperkuat beberapa tulisan mengenai geologi maupun arkeologi, karena data yang diperoleh secara arkeologis masih sangat minim.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement