REPUBLIKA.CO.ID, Orang tua tentu bangga melihat anak-anaknya penuh rasa ingin tahu. Dengan penuh semangat anak-anak kecil itu menguak 'rahasia dunia'. Dan, dunia pertama anak-anak adalah rumahnya. Tapi, rasa keingin tahuan yang sama membawa anak bermain kompor, mencicipi sabun, dan membuka-tutup laci lemari.
Orang tua mana yang bisa tenang melihat resiko yang dihadapi si kecil, apalagi bila ia masih balita? Langkah paling aman meminimalisasi kecelakaan di rumah adalah menjadikan rumah Anda aman bagi anak-anak. Kalaupun tak ada anak-anak kecil di rumah, tetaplah buat pertimbangan kemungkinan keponakan, anak teman Anda ikut datang berkunjung.
Bagaimana rumah yang aman itu? Bila dirunut dari langkah awalnya, arsitek muda Yudi Adhistian berpendapat, faktor desain dan pemilihan material bahan bangunan sangat penting untuk jadi perhatian. "Kita harus memperhatikan bentuk desain dan materialnya," ujarnya. Misalnya, faktor keamanan yang amat penting diperhitungkan saat membangun rumah bertingkat. Arsitek dari biro arsitektur Lanansa ini menekankan pentingnya desain tangga yang aman.
Menurut Yudi, tangga adalah tempat yang sangat sensitif, terutama untuk anak-anak balita. Mulai dari bentuk susunan anak tangganya yang dibuat tidak curam dan ujungnya tidak tajam hingga pegangannya. "Sekarang kan model yang pakai besi tempa. Ya, jadi dibikin jangan yang ujungnya lancip-lancip," kata Yud
Untuk desain pegangan tangga dan balkon, ia menyarankan jeruji vertikal. Model horisontal bisa merangsang anak untuk bermain-main dengan memanjatnya. Alternatif yang paling aman, memasang pagar di ujung tangga lantai atas dan lantai bawah. Dengan cara ini, ruang gerak anak terbatas di satu lantai saja. Cara ini biasa digunakan banyak keluarg
Potensi bahaya bagi anak di rumah adalah listrik. Karena itu, instalasi listrik seperti penempatan stop kontak harus jauh dari jangkauan anak-anak. Namun, ada kalanya stop kontak terpaksa harus diletakkan di bawah. Untuk masalah seperti itu, Yudi menyarankan, stop kontak yang tak dapat berfungsi sebelum diputar dengan sedikit tekanan. Model stop kontak ini aman meski terjangkau oleh anak-anak. Tak cuma soal peletakan stop kontak.
Instalasi listrik hendaknya selalu dicek secara berkala lima tahunan. Gantilah kabel rusak atau yang panas bila tersentuh. Penggunaan kabel sambungan pun harus secara bijaksana. Kabel yang panjang menjuntai harus dihindari karena akan mengundang tangan si kecil untuk menariknya. Bila selesai digunakan, kabel sambungan harus dicabut dan disimpan baik-baik.
Keamanan rumah Anda sudah oke? Kini, lihatlah perabot, peralatan dan berbagai benda pengisinya. Meja, kursi, lemari berujung runcing tak bersahabat dengan balita. Hampir semua orang dewasa pernah terluka di masa kecilnya gara-gara terbentur ujung meja atau kursi. Untuk mengurangi kecelakaan itu, Yudi Adhistian menyarankan pemilihan perabot berujung bulat ketimbang yang ujungnya tajam. "Untuk furnitur, misalnya, jangan yang siku-sikunya tajam, pilih yang agak membulat," saran dia. Selanjutnya, perhatikan rak, laci, dan lemari. Anak kecil mana yang tak gemar membuka-tutup laci dan pintu lemari?
Seberapa banyak anak yang pernah terjepit? Kemungkinan anak terjepit laci dan pintu lemari bisa dikurangi dengan memasang pengerat atau menguncinya. Apalagi bila di dalamnya tersimpan barang tajam atau beracun. Pada dasarnya, barang-barang yang punya potensi membahayakan anak --seperti obat-obatan, berbagai bahan kimia keperluan rumah tangga-- sebaiknya disimpan di lemari yang jauh dari jangkauan anak dan tertutup. Bahan kimia seperti serbuk pencuci, cairan pembersih, obat nyamuk, bisa menyebabkan kecelakaan pada anak, bahkan kematian, bila terhirup atau terminum.
Kendati pengamanan sudah maksimal, kecelakaan-kecelakaan kecil tetap saja terjadi di setiap rumah. Dahi berdarah terbentur ujung meja, jari terjepit pintu kamar, atau kaki terguyur air panas, misalnya.
Menghadapi berbagai kemungkinan buruk itu, setiap rumah sebaiknya menyiapkan kotak PPPK. Di dalamnya ada perban, plester, kain segitiga mitela, peniti, kapas pembersih, sarung tangan lateks, obat antiseptik, dan obat luka bakar.
Bila anak Anda sudah berusia enam, bahkan lima tahun ke atas, sudah waktunya mereka belajar tentang apa yang harus dilakukan bila kecelakaan itu terjadi. Ajari mereka tentang dinas pemadam kebakaran. Perkenalkan mereka pada nomor telepon 113 untuk pemadam kebakaran. Catat juga nomor telepon keluarga terdekat yang bisa dihubungi sewaktu-waktu. Letakkan catatan nomor telepon penting itu di dekat pesawat telepon.