REPUBLIKA.CO.ID, Di Indonesia, kamar mandi secara umum dibagi menjadi dua tipe yakni tipe basah dan tipe kering. Selain model kamar mandi konvensional yang umum di Indonesia, kamar mandi dengan shower atau pancuran masuk ke dalam tipe basah. Kamar mandi yang menggunakan bathtub adalah yang masuk ke dalam tipe kering. "Yang biasa jebur-jebur atau yang pakai shower itu tipe basah, yang pakai bak mandi itu tipe kering," ujar Lies Setyosari, seorang desainer interior di Jakarta.
Saat menentukan pilihan kamar mandi basah atau kering tidak hanya berbekal kantong tebal. Yang lebih utama adalah mengenali 'gaya' mandi Anda. Bila Anda tak puas mandi tanpa guyuran air, pilihlah tipe basah. Kalaupun ingin memiliki kamar mandi kering, simaklah pengalaman keluarga Sulam.
Keluarga Sulam, sebut saja begitu, sepuluh tahun silam merenovasi rumahnya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta. Rumah di tanah seluas 500 meter persegi ini, dalam bentuk barunya dilengkapi kamar mandi yang nyaman. Ada bathtub, wastafel yang terpasang di atas lemari kabinet sepanjang sisi tembok yang dipasang cermin.
Apa yang terjadi? Pada akhirnya, kamar mandi kering itu beralih menjadi kamar mandi basah. Bathtub berfungsi sebagai bak penampung air. Kaarena digunakan sebagai kamar mandi basah, kayu kabinet menjadi keropos. "Ketimbang bikin sepet mata, tiga tahun lalu bathtub dan lemarinya dicabut saja," kata Sulam.
Lain lagi keluarga Achiyar. Menghuni sebuah rumah mungil di kawasan Depok, pasangan beranak tunggal ini sadar tak bisa membangun kamar mandi yang cukup luas. Ia sengaja tak membangun bak mandi. "Supaya menghemat tempat, kita mandi pakai shower saja," katanya suatu ketika.
Setelah jadi, kenyataannya keluarga muda ini tetap membutuhkan penampungan air, terutama di malam hari saat tangki air sudah kosong. Sekarang, jadilah sebuah gentong menggantikan peran bak mandi di sana.
Tipe basah dan tipe kering sama-sama memerlukan perhatian dalam pembuatannya. Kamar mandi basah, menurut Lies, sebaiknya menggunakan pintu aluminium. Andaikan pilihan tetap pada pintu kayu, ia mengingatkan agar jangan lupa dilapisi dengan lapisan aluminium di dalamnya.
Untuk lantai, modelnya bisa disesuaikan dengan selera masing-masing. Namun, secara umum keramik yang dipakai untuk dinding berbeda dengan yang dipakai untuk lantai. "Keramik dinding biasanya belakangnya itu banyak bolongnya sebagai tempat untuk lebih memperkuat adonan semen," ujar Lies.
Dinding kamar mandi tak harus menggunakan keramik atau porselen. Bisa saja melapisinya dengan cat. Lies mengatakan yang paling bagus adalah menggunakan cat minyak yang bisa tahan air. Cat yang bersifat glossy ini bisa menghasilkan dinding yang kedap air. Namun, bagi kamar mandi yang menggunakan shower, Lies sangat menyarankan untuk menggunakan keramik dinding atau minimal partisi kaca ketimbang dicat minyak.
Berbeda dengan tipe basah, tipe kering cenderung tidak terlalu bermasalah. "Kita bisa menaruh benda apa saja masuk kedalam kamar mandi meskipun kita harus tetap memikirkan fungsi dan keserasiannya," katanya.
Dresser alias lemari hias berikut kursinya bisa diletakkan di kamar mandi kering. Pernak-perniknya banyak dan mudah ditata hingga 'gaya'. Anda juga bisa dengan aman meletakkan peralatan make up, alat pencukur, pengering rambut, tanpa terciprat air.
Untuk kamar mandi tipe basah, umumnya selain bak mandi dan kloset, yang memungkinkan untuk bisa masuk menjadi 'penghuni' kamar mandi tipe ini adalah ambalan atau lemari kecil yang terbuat dari kaca atau dari plastik, yang biasanya tergantung di dinding. "Jangan pakai yang terbuat dari kayu karena jelas akan keropos karena lembabnya," ujar Lies.
Yang luput dari perhatian, ujar Lies, adalah pembuatan kamar mandi di lantai atas. Lantai dan dindingnya harus dilapisi oleh benda sejenis aspal untuk agar air tidak merembes ke mana-mana.