Kamis 24 May 2012 22:22 WIB

Bens Leo: Lady Gaga Bisa Adaptasi Budaya Kita

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Hafidz Muftisany
Bens Leo
Foto: gresnews.me
Bens Leo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat musik Bens Leo, berpandangan sebagai seorang penyanyi profesional, Lady Gaga diyakini mampu menyesuaikan diri dengan budaya Indonesia.

Menurut Bens Leo yang juga dikenal sebagai penggagas Anugerah Musik Indonesia (AMI), berdasarkan pengalaman, para promotor telah banyak menghadirkan penyanyi tenar yang dikenal kerap bernampilan seksi.

Namun, ketika tampil menghibur pencinta musik tanah air, sang super star ternyata mampu menghadirkan kesan yang jauh dari seronok, tidak seperti di video klipnya.

Bens mengatakan pernah menonton konser Janet Jakcson dan Beyonce. Semula dirinya mengira kedua penyanyi tersebut akan tampil seksi. "Tapi, saat menggelar konser di Indonesia ternyata tidak. Saya kira, penyanyi luar profesional dan akan menyesuaikan diri. Begitu juga Lady Gaga," ujar Bens Leo, ketika berbincang di kawasan Senayan, Kamis (24/5)

Keyakinan sang 'Mother Monster' tidak akan tampil seronok dan kontroversi alias berkompromi dengan budaya setempat, lanjut Bens, sudah terlihat saat pelantun tembang 'Ball This Way' menghibur para 'Little Monster' di Korea Selatan dan Filipina.

"Dia tidak membawakan lagu Judas, serta penampilannya juga bisa menyesuaikan," ujar pria yang berprofesi pula sebagai wartawan.

Menurut Bens, semestinya Indonesia bangga bisa menghadirkan Lady Gaga. Sebab, kata Bens, sebagai penyanyi muda dan pendatang baru, Lady Gaga dianggap memiliki segudang prestasi luar biasa. Diantaranya, dalam debutnya sebagai penyanyi profesional, ia berhasil menyabet lima penghargaan Grammy Award.

"Inikan luar biasa. Bisa dibilang dia penyanyi ajaib. Jadi jangan dilihat dari sisi negatifnya saja, banyak pula hal negatif yang diambilnya," ujarnya.

Bens berharap, konser Lady Gaga bisa tetap digelar di Jakarta. Sebab, menurutnya, bila batal, ini akan menimbulkan preseden buruk bagi iklim dunia hiburan tanah air.

Ia melanjutkan dari sisi materil, jelas promotor akan mengalami kerugian. Kemudian dari sisi kredebelitas, akan berpengaruh terhadap kepercayaan dunia Internasional pada Indonesia.

"Ya semoga saja ada win-win solutionnya," harap Bens.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement