Selasa 15 May 2012 20:57 WIB

Seribu Tahun Lagi Penduduk Jepang Punah

anak Jepang
anak Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Penduduk Jepang diramalkan bakal punah dalam seribu tahun ke depan. Prediksi itu lantaran populasi anak-anak hingga usai 14 tahun di Jepang yang kini mencapai 16,6 juta jiwa, terus menyusut dan berkurang satu orang tiap 100 detik.

"Jika angka kelahiran terus menurun, perlahan-lahan Hari Anak pada 5 Mei 3011 mendatang hanya akan dirayakan seorang anak saja. Seratus detik kemudian, tidak akan ada lagi anak yang tersisa," kata Hiroshi Yoshida, profesor ekonomi di Universitas Tohoku, seperti disitat dari Daily Mail, Senin (14/5) kemarin.

Yoshida mengatakan, sejak medio 1975, angka kelahiran di Negeri Matahari Terbit itu terus anjok. Saat itu, tingkat kesuburan penduduk Negeri Sakura merosot hingga di bawah dua per wanita.

Pemerintah Jepang memproyeksikan, jika dalam 50 tahun ke depan angka kelahiran di Jepang bakal menjadi 1,35 anak per wanita, atau berada di bawah standar kesehatan normal. Jika jumlah anak berkurang, jumlah lansia akan bertambah.

Dan ledakan lansia itu bakal membuat Pemerintah Jepang pusing tujuh keliling. Pasalnya, Pemerintah Jepang harus menyiapkan dana pensiun dalam jumlah besar, sementara jumlah usia produktif terus berkurang.

Ledakan lansia itu bisa diukur dari jumlah penjualan popok dewasa yang sejak 1987, terus melejit melampaui jumlah penjualan popok bayi. Hal itu diungkapkan Produsen popok Unicharm yang sudah menjual popok sejak 1981.

Teori dalam studi itu diperkuat dengan angka harapan hidup di Asia Timur itu merupakan yang tertinggi di dunia. Saat ini, lebih dari 20 persen orang Jepang berusia 65 tahun. Angka itu menjadikan Jepang sebagai negara dengan harapan hidup tertinggi di dunia. Harapan hidup di Jepang meningkat dari 86,39 tahun pada 2010 menjadi 90,93 tahun pada 2060 untuk wanita, dan 79,64 tahun menjadi 84,19 tahun untuk pria.

Kaum imigran ke Jepang juga sangat sedikit. Apalagi banyak tentangan dari para pemuda Jepang yang menolak masuknya imigran usia produktif.

sumber : Yahoo/Daily Mail
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement