REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keyboardis Band Kerispatih, Badai, merasa tidak dihargai dengan beredarnya foto-foto palsu korban kecelakaan Sukhoi Superjet 100 yang beredar di dunia maya. Dirinya menyesalkan atas tindakan tidak terpelajar yang dilakukan pihak tidak bertanggung jawab.
"Kalau si oknum itu yang ada di pihak kami, pasti juga tidak akan senang," ujarnya saat ditemui di Rumah Sakit Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Ahad (13/5).
Badai yang datang bersama istri, Dewi Citra Asmaran, tidak ingin menyalahkan pihak-pihak lain atas peristiwa yang menimpa ayah mertuanya, Herman Suladji. "Daripada menyalahkan pihak lain, lebih baik fokus mencari kabar papa," ucap pentolan band Kerispatih ini.
Dirinya berharap ayah mertuanya lolos dari maut. Namun begitu, dirinya pasrah. "Kalau tidak, ya mudah-mudahan bisa teridentifikasi secepatnya," harap Badai.
Ayah mertua Badai menerima undangan mengikuti joy flight. Herman merupakan staf operasional Air Maleo yang ikut serta dalam Joy Flight pesawat SSJ 100.
Tiap malam, kata Badai, di kediamannya digelar pengajian. Namun pengajian tersebut bukan ditujukan atas meninggalnya sang mertua. Dirinya belum mau mempercayai kabar meninggalnya seluruh korban SSJ 100, sebelum jasad Herman ditemukan.
Hari ini, pakar telematika Roy Suryo telah memastikan foto-foto korban kecelakaan SSJ yang beredar adalah palsu. Foto tersebut diunggah oleh oknum berinisial YS yang diambil dari website Brazil.