REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak berkarya selama hampir tiga tahun bukan berarti Netral telah bubar. Grup yang dihuni oleh Bagus, Coki dan Eno ini akhirnya kembali lagi menelurkan karya.
Lewat album yang diberinya judul Unity, Netral tak lupa untuk menyampaikan kegelisannya. Ingin tahu kegelisahannya? ''Soal korupsi yang sekarang sudah seperti menjadi budaya di negeri ini,'' kata Bagus saat peluncuran albumnya di kafe Rolling Stone, Jakarta, Senin (30/4) malam.
Lagu yang berisi kritik sosial itu dikemasnya dalam judul 'Budaya dan Tradisi'. Lewat lagu ini, kata Bagus, Netral berharap perilaku korupsi yang menjangkiti para pembesar di negeri ini bisa dikikis. ''Soalnya, ini menjadi bagian dari tanggungjawab kami juga,'' ujarnya.
Selain menyentil perilaku korupsi, Netral juga mengusung tema peduli terhadap lingkungan. Selanjutnya, kata Bagus, pihaknya juga mempersembahkan dua lagu untuk Netralizer --sebutan bagi para fans Netral.
''Dua lagu ini kita berikan buat fans kita yang die hard. Intinya kami mau menyampaikan pesan juga bahwa Netral nggak akan pernah bubar,'' kata Bagus yang juga diaminkan oleh kedua sohibnya.
Album Unity ini merupakan album kesebelas dari 20 tahun berkarya di pentas musik nasional. Netral kali terakhir melansir karya lewat singel Garuda di Dadaku.