REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan siap mendukung pengembangan industri musik indie dan flim nasional karena memilik potensi yang sangat tinggi baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.
"Kita akan mendorong industri musik dan film nasional, yang disinkronkan dengan program-program Kemenparekraf," kata Mari, usai melantik jajaran eselon II, III dan IV, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu.
Menurut Mari, industri musik Indonesia memiliki genre yang sangat variatif mulai dari musik tradisional, pop, rock, jazz, hingga musik beraliran metal.
Di Indonesia cukup unik, semua jenis musik bisa berkembang secara bersama-sama. Konser musik yang digelar selalu sarat penonton, apalagi musisi asing hampir seluruhnya tiket terjual habis.
Untuk itu, diutarakan Mari, potensi musik indie sebagai bagian dari industri kreatif harus terus digali sehingga bisa memberikan nilai ekonomi yang semakin tinggi.
Ia menjelaskan, bentuk dukungan Kemenparekraf bisa berbentuk pemberian penghargaan kepada grup-grup musik indie, ikut mendukung penggelaran konser dan festival baik berskala nasional maupun skala internasional.
"Sudah seharusnya ada yang memberi wahana kepada pemusik-pemusik Indonesia agar kreatifitasnya tidak terhambat dan dapat dibawa ke tingkat internasional. Pokoknya semua aliran musik tanpa terkecuali, " ujarnya.
Mari yang juga mantan Menteri Perdagangan ini mencontohkan, musisi Dwiki Dharmawan, Balawan memiliki audiensi atau penggemar di dunia internasional yang jika memadukannya dengan nuansa musik tradisional akan lebih mengena di telinga pendengarnya.
"Dengan demikian diharapkan dari musik indie akan timbul gaya Indonesia yang kena kepada kalangan anak-anak muda," ujarnya.
Sama halnya dengan musik, industri film nasional menurut Mari juga butuh dukungan penuh agar semakin berkembang. Ia menjelaskan, Kemenparekraf dalam Rencana Strategis 2011-2014 juga memasukkan industri film sebagai bagian dari program yang harus dicapai oleh Direktorat Perfiliman, Seni Pertunjukan dan Musik Kemenparekraf.
"Belakangan industri film mulai bangkit kembali, tercermin dari jumlah film yang terus bertambah dengan kualitas yang semakin mumpuni," katanya. Ia menambahkan, hingga kuartal I 2012 jumlah film nasional yang diproduksi sudah mencapai 25 film, meningkat dibanding kuartal I tahun 2011.
"Kita tidak semata melihat industri film dari sisi jumlah, tetapi juga kualitasnya harus ditingkatkan," ujarnya.
Dicontohkan, The Raid besutan Merantau Films bergenre laga sudah dibeli di luar negeri memberikan gambaran bahwa industri film nasional harus semakin kreatif dan berkualitas.
Mari mengatakan, realiasi dukungan Kemenparekraf bagi industri film nasional akan lebih konkrit misalnya dengan memberikan penghargaan kepada insan-insan film, termasuk memfasilitasi film Indonesia ke festival film internasional, maupun merevitalisasi kembali Festival Film Indonesia.
Untuk itu diutarakan Mari, Kemenparekraf akan membentuk Badan Perfilman Indonesia (Indonesian Film Council/BFI) yang akan berfungsi sebagai penyelenggara festival film di dalam maupun di luar negeri, sehingga pengembangan film nasional menjadi lebih terfokus dan berkembang lebih baik.
Ia menuturkan selama ini, penyelenggaraan Festival Film Indonesia tidak fokus, usai pelaksanaan begitu saja langsung bubar, sehingga dibutuhkan badan yang dapat memberi jaminan kesinambungan festival berikutnya.
Selain itu yang juga penting adalah BFI dapat memberikan dana subsidi bagi sineas-sineas muda Indonesia dalam menciptakan film berkualitas.
"Dana subsidi seperti itu sudah diterapkan di Korea, yang memberi semacam bantuan dana agar memberi semangat berkarya bagi kalangan muda," ujarnya