Ahad 15 Apr 2012 11:47 WIB

Google Earth Bantu Anak Temukan Ibunya

Rep: Nora Azizah/ Red: Heri Ruslan
Google Earth
Foto: f-secure.com
Google Earth

REPUBLIKA.CO.ID, Seorang bocah laki-laki, Saroo, hilang dari ibunya pada 1986 silam. 25 tahun kemudian, dia menemukan ibu kandungnya dengan menggunakan satelit gambar dari rumah barunya di Tasmania, Australia.

Saroo saat hilang  saat berusia 5 tahun. Waktu itu, dia sedang berjalan-jalan bersama kakak laki-lakinya yang bekerja sebagai tukang sapu di kereta api India. "Pada waktu itu sudah tengah malam, dan kami turun dari kereta. Saat itu saya merasa lelah, jadi tidak sengaja tertidur disebuah bangku stasiun," kata Saroo kepada BBC News.

"Saya kira kakak akan datang dan membangungkanku dari tidur, tapi ternyata ketika terjaga, saya tidak bisa menemukan kakak dimanapun. Kemudian saya melihat kereta di depan dan berpikir bahwa kakak pasti ada di dalam. Saya memutuskan masuk ke dalam kereta dan berharap akan menemukannya."

Saroo tidak dapat menemukan kakaknya di kereta. Dia kembali tertidur dengan pulas dan terkejut ketika bangun 14 jam kemudian. Bocah lima tahun ini masih tidak bisa mempercayai apa yang menimpa dirinya ketika sampai di Calcutta, kota ketiga terkumuh di India yang terkenal dengan banyak tindak kejahatan.

"Saya benar-benar ketakutan. Saya tidak tahu di mana saya berada saat itu. Kemudian saya mencoba bertanya-tanya paa beberapa orang,"

Selama beberapa waktu, dia tidak bisa tidur nyenyak. "Tempat itu benar-benar sangat menyeramkan. Tidak mungkin ada orang tua yang membiarkan anaknya sendirian di stasiun kereta yang kumuh seperti Calcutta,".

Saroo kecil kemudian mencoba untuk menghidupi dirinya sendiri. Dia pun terpaksa menjadi pengemis, menjadi salah satu dari anak-anak miskin yang berada disepanjang jalan kota. "Saya harus sangat hati-hati sekali. Kalian tidak bisa mempercayai siapapun di kota itu".

Suatu ketika, dia didekati seorang pria yang menjanjikannya aakanan dan tempat tinggal, bahkan dia bisa pulang kembali ke rumah. Namun Saroo curiga pada orang tersebut. "Saya berpikir bahwa orang ini akan melakukan hal yang tidak baik padaku, dan saya pun berlari darinya,".

Akhirnya, dia keluar dari jalanan dan diambil sebuah panti asuhan yang mengajukannya untuk diadopsi. Kemudian dia diadopsi oleh Brierleys, pasangan suami-istri dari Tasmania, Australia. "Saya menerimanya karena saya seorang anak hilang yang tidak bisa menemukan jalan pulang. Bila saya diadopsi, itu bagus untuk saya dan bisa pergi ke Australia."

                                                                       ***

Saroo merasa tenang dengan rumah barunya. Namun begitu dewasa, keinginannya untuk menemukan kembali keluarganya semakin kuat. Permasalahannya adalah, ketika berumur 5 tahun dan hilang, dia merupakan anak kecil yang buta huruf. Dia tidak tahu nama kota tempat kelahirannya. Dia hanya memiliki ingatan yang selalu hidup di dalam memorinya. Kemudian dia menggunakan Google Earth untuk mencari kampung kelahirannya.

"Rasanya seperti menjadi Superman, kita bisa berkeliling kemana saja dan melihatnya dalam gambar, kemudian bertanya apakah cocok dengan ingatan? Jika jawabannya tidak, maka kita akan terus dan terus mencari."

Akhirnya Saroo menemukan strategi yang efektif dalam pencariannya. "Saya mengalikan waktu 14 jam perjalan dengan kecepatan kereta, dan hasil yang didapatkan sekitar 1.200 KM." Dia menandai daerah di tengah Calcutta pada peta dengan lingkaran, pada radius tersebut kemungkinan tempat dia berada berdasarkan perjalanannya waktu itu.

Sangat ajaib, dia akhirnya menemukan tempat tanah kelahirannya yang selama ini dicarinya. Kampung tempat ia lahir ternyata bernama Khandwa. "Ketika saya menemukannya, saya perbesar gambarnya dan wow, semuanya seperti datang begitu saja. Saya mengarahkan gambar ke air terjun tempat saya dulu sering bermain."

                                                                       ***

Ia pun memulai perjalanan menuju Khandwa, tempat yang ditemukannya secara online. Dia menemukan jalannya menuju Khandwa dengan mengandalkan ingatannya sewaktu kecil dulu. Hingga pada akhirnya dia menemukan rumah tempat tinggalnya di perumahan Ganesh Talai. Setelah menemukan rumah, semuanya tidak seperti apa yang diharapkannya.

"Ketika saya di depan pintu, ada sebuah jam dinding. Jamnya terlihat tua dan tidak ada baterainya, rasanya seperti tidak ada orang yang tinggal di rumah tersebut dalam waktu yang lama,".

Saroo memiliki foto pada saat dia masih kecil, dan dia masih mengingat nama keluarganya. Tetangganya pun mengatakan bahwa keluarganya sudah pindah dari rumah tersebut. "Seseorang yang lain datang, dan muncul pula orang ketiga, dan disinilah waktu dimana saya seperti kejatuhan emas."

Orang yang datang tersebut berkata, ''Kamu tunggulah sebentar disini, saya akan kembali, tidak akan lama.'' Orang itu lalu kembali beberapa menit kemudian. ''Sekarang saya akan mengantarmu pada ibumu.''

"Saya seperti mati rasa dan berpikir, apakah benar yang saya dengar barusan?" Kemudian Saroo diantarkan menemui sang ibu, dan ketika melihat, dia tidak bisa mengenalinya.

"Terakhir kali saya melihat ibu, dia berusia 34 tahun, dan ibu sangat cantik. Saya lupa bahwa waktu akan mengambil kecantikan ibu. Tetapi raut wajah ibu tidak pernah saya lupakan, dan saya berkata, "Ya, kamu adalah ibuku..."

"Ibu memegang tanganku dan membawaku ke rumahnya. Ibu tidak bisa berkata apa-apa, mungkin dia sama kagetnya denganku. Dia masih tidak menyangka bisa bertemu dengan anaknya yang hilang 25 tahun lalu, hilang seperti hantu."

                                                                       ***

Dulu dia sempat mengira bahwa anaknya mungkin sudah mati, sampai dia bertemu dengan seorang peramal yang mengatakan bahwa suatu saat dia akan kembali bertemu dengan anaknya. "Saya rasa peramal itu sudah memberikan kekuatan pada ibu untuk tetap hidup sampai hari dimana kami akan bertemu datang."

Lantas, apa yang terjadi dengan kakak lelaki Saroo yang pergi bersamanya ke stasiun kereta dan tidak membangunkannya dari tidur? Kabar buruk datang dari kakaknya tersebut.

"Sebulan setelah saya menghilang, kakakku ditemukan tewas terbelah dua terlindas di jalur kereta. Dan ibuku tidak tahu bagaimana kakak bisa tewas mengenaskan seperti itu sampai saat ini,".

"Saya dan kakak sangat dekat, dan begitu melangkahkan kaki meninggalkan India, tak terasa air mata saya jatuh mengingat kakak sudah tiada."

Selama empat tahun Saroo Brierley tidur sambil memimpikan bisa bertemu ibunya kembali dan keluarga di mana dia berasal. Sekarang setelah bertemu, dia merasakan perasaan yang luar biasa bahagia. Sampai saat ini dia terus menjaga hubungannya dengan keluarga yang baru saja ditemukannya. "Rasanya beban dipundak ini serasa lepas. Saya bisa tidur dengan tenang sekarang,".

Ada sesuatu yang bisa membuatnya tidur lebih nyenyak lagi. Berkat ingatannya yang luar biasa mengenai ceritanya tersebut, banyak penerbit buku dan produser film yang tertarik dengan kisahnya!

sumber : BBC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement