REPUBLIKA.CO.ID, SAN DIEGO - Lembaga nirlaba Invisible Children merilis sekuel Kony 2012, berjudul 'Kony 2012 Part II'. Dunia masih mengingat bagaimana seri pertama film tersebut langsung mewabah hanya beberapa pekan setelah ditayangkan di situs video populer, YouTube.
Ada pengulangan beberapa cerita dalam film kedua. Namun yang berbeda tak lagi dijumpai suara salah satu pendiri Invisible, Jason Rusell, sutradara film dokumenter pertama.
Russell didiagnosis menderita psikosis singkat bulan lalu setelah saksi melihat dia mondar-mandir setengah telanjang di San Diego. Ia berteriak tak karuan, dan memukul-mukulkan tinjunya pada trotoar.
Kony 2012 mempresentasikan isu global melalui mata seorang anak, dengan diskusi antara Russell, yang mengarahkan video, dan putranya, Gavin, mengenai pentingnya menghentikan orang-orang jahat.
Video terbaru lebih pada film dokumenter yang membahas kritikan pada organisasi nirlaba yang berbasis di San Diego itu terkait video pertama. Di antara kritikan itu bahwa Kony 2012 terlalu Amerika-sentris dan bahwa kelompok tersebut menghabiskan uang terlalu sedikit untuk membantu dan terlalu menyederhanakan konflik 26 tahun yang melibatkan Tentara Perlawanan Tuhan (Lord's Resistance Army/LRA) yang dikomandoi Kony.
Video asli menarik sekitar 100 juta hits di YouTube. Tayangan ini kemungkinan akan tercatat dalam sejarah sebagai studi kasus pada apa yang dapat menyebar di jagat maya secara global dalam hitungan hari, menurut ahli budaya pop, Robert Thompson.
Namun ia meragukan video kedua bakal sesukses yang pertama. "Faktanya, cerita telah mengembangkan begitu banyak cara-cara aneh dengan semua kontroversinya dan sekuel tidak bisa menjanjikan ledakan yang sama seperti video pertama--yang menginformasikan orang-orang tentang sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya," kata Thompson.
Ben Keesey, CEO Invisible Child, mengatakan film kedua ini dibuat dalam dua minggu. Tujuannya, kata dia, untuk menjawab orang yang ingin tahu siapa di balik kesuksesan video pertama yang mendorong Uni Afrika mengirim 5.000 tentara untuk bergabung memburu Kony.