REPUBLIKA.CO.ID, Menjalin kerja sama dalam proyek film, sineas Filipina malah diminta untuk belajar dari industri film Indonesia. Hal ini terungkap dalam pemutaran film 'The Witness'.
Ini merupakan sebuah film hasil kerja sama dari dua negara yaitu Indonesia (Skylar Pictures) dan Filipina (GMA Films) diputar secara komersial di Filipina sejak 21 Maret.
Tentu saja ini menjadi kebanggaan secara nasional karena untuk pertama kalinya film nasional dapat ditonton secara komersil dan tidak sebatas menjadi film festival saja.
Ternyata, film ini menjadi perhatian sineas film Filipina dan bahkan tidak sedikit media Filipina yang berpendapat bahwa Filipina harus belajar membuat film dengan Indonesia.
Namun, sebelum ditayangkan untuk umum, semua film akan dinilai kualitasnya oleh Cinema Evaluation Board (CEB), sebuah badan resmi dari Dewan pengembangan Film Filipina.
Film 'The Witness' sendiri berhasil meraih nilai A, di mana hal ini baru pertama kali terjadi di Industri. Oleh sebab itu, film yang diproduseri oleh Sarjono Sutrisno ini terus dibanjiri penonton dari hari ke hari. Publik Indonesia akan menikmati film yang disutradarai Muhammad Yusuf tersebut mulai 26 April mendatang. Dari Indonesia, film ini dibintangi oleh Tio Pakusadewo dan Marcelino Lefrandt.
'The Witness' sendiri merupakan drama suspense thriller yang menghadirkan sisi gelap dari perjalanan hidup perempuan cantik Angel (Gwen Zamora, artis Filipina). Gwen berperan sebagai General Manager sebuah hotel yang baru saja dipindahkan dari Manila ke Jakarta.
Suatu ketika keluarganya dibantai oleh orang misterius. Angel, menjadi satu-satunya yang selamat dari tragedi tersebut. Dihantui oleh kejadian itu dan mimpi aneh yang terus- menerus mendatanginya, Angel pun kemudian berniat mencari tahu sendiri rahasia di balik semua mimpi dan peristiwa yang menghantuinya itu. Mampukah Angel memecahkan misteri ini?