REPUBLIKA.CO.ID, Menuk, Soleh, dan Hendra, terhubung oleh takdir cinta. Menuk mencintai Hendra, begitupun sebaliknya. Hanya saja, cinta mereka terhalang tembok yang sulit untuk dihilangkan; Perbedaan agama. Menuk pun akhirnya menikah dengan Soleh, anak teman karib ibunya yang dulu sempat singgah sebentar di hatinya. Hendra tidak bisa menerima keputusan Menuk. Ia membenci Soleh, begitu juga Menuk.
Rika memilih berpindah agama. Katolik menjadi pilihannya. Sebuah pilihan yang sulit. Keluarga, tetangga, bahkan batinnya sendiri tidak mudah menerima perubahan itu. Terlebih, Abi, anak satu-satunya, memilih untuk tetap menjalankan agama Islam.
Surya dihadapkan pada cobaan hidup yang berat. Pekerjaan yang mapan tak kunjung didapat. Sekalinya ada pekerjaan, berbenturan dengan keyakinan. Diambil, bagaimana dengan keimanannya, ditolak, bagaimana dengan kehidupannya.
Ketiga fragmen kehidupan di atas, menjadi inti utama novel ini. Masing-masing tokoh bukan hanya disatukan oleh kesamaan tempat; Sama-sama tinggal di daerah sekitar Pasar Baru, Semarang, tapi juga disatukan oleh spirit keinginan membangun harmoni di dalam diri masing-masing, di dalam keluarga, dan di dalam masyarakat. Tentu, perjuangan mereka tidaklah mudah.
Hebatnya, novel yang diangkat dari film “?” ini berusaha menyelesaikan persoalan-persolan yang dihadapi, yang terkadang terkait dengan masalah fundamental (baca: keyakinan), dengan cara yang tidak melukai siapa pun. Persoalan pindah agamanya Rika, yang bukan hanya menggoncang perasaan keluarga dan tetangganya tapi juga batin Rikanya sendiri; Keputusasaan Surya menjalani hidup yang berujung pada mengambil pekerjaan yang menyerempet keyakinan; Permusuhan yang sesungguhnya berlatar cinta antara Menuk, Soleh, dan Hendra tapi membawa sentimen agama dan ras; Semuanya ditempatkan pada porsi yang pas. Tidak memihak, apalagi menyudutkan.
Ke-bhineka-an bagi bangsa Indonesia merupakan sebuah keniscayaan. Hadir di seluruh aspek kehidupan. Dalam perbedaan inilah tercipta harmoni. Dan, di tengah perbedaan-perbedaan itulah harmoni menemukan keindahannya. Ternyata, gambaran harmoni yang ideal dalam perjalanannya, kadang tersandung-sandung kerikil. Menimbulkan luka yang kadang memilukan. Sebuah cermin untuk Indonesia yang rukun dan bahagia dalam perbedaan.
Judul Buku: Harmoni Dalam “?”
Penulis: Melvi Yendra & Andriyati
Ukuran : 13.5 x 20.5 cm
Tebal : iv + 344 hal.
Harga : Rp. 65.000,-
Lini Produk : Novel/Drama
ISBN : 978-602-9888-35-5
Ikuti Whatsapp Channel Republika
