Kamis 08 Mar 2012 13:28 WIB

Duh, Kekerasan Seksual terhadap Perempuan Sering Terjadi di Tempat Kerja

pelecehan seksual (ilustrasi)
pelecehan seksual (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Kekerasan seksual terhadap perempuan justru kerap terjadi di tempat kerja.

Iswarini, juru bicara dari kelompok Forum Keadilan Perempuan, mengatakan, ada beberapa pelecehan seksual yang dilaporkan oleh buruh perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual di tempat kerja. "Beberapa mengatakan ada yang harus tidur dengan atasan kalau mau naik jabatan, atau bahkan ada yang diperiksa celana dalamnya untuk membuktikan kebenaran saat mereka meminta cuti haid,'' ujarnya.

Parahnya, tidak banyak korban pelecehan seksual yang berani melaporkan kasusnya itu ke pihak berwajib. ''Hanya sedikit yang berani mengungkapkan, saya yakin masih banyak kasus pelecehan yang tidak terungkap karena ketidakberpihakan sistem," kata Iswarini.

Maka, dalam rangka Hari Perempuan Internasional, kelompok Forum Keadilan Perempuan melancarkan aksi demonstrasi "Negara Ikut Memperkosa Perempuan" di depan Istana Negara, Jakarta, Kamis pagi (8/3). "Ada banyak hal yang menyebabkan 'silence' pada korban kekerasan seksual, diantaranya adalah ketidakberpihakan sistem hukum di Indonesia dan pandangan masyarakat kita yang masih menganggap korban pelecehan seksual sebagai tidak bermoral dan barang kotor," kata juru bicara aksi, Iswarini.

Lebih lanjut Iswarini mengungkapkan bahwa 50 persen kekerasan seksual yang dilaporkan merupakan perkosaan.

"Ada 400.939 kasus kekerasan yang dilaporkan kepada polisi, 93.960 diantaranya adalah kasus kekerasan seksual yang 50 persen dari data tersebut adalah jenis kasus perkosaan," kata Iswarini.

Menurut Iswarini, sosialisasi untuk membongkar ke-diam-an para korban pelecehan seksual perlu dilakukan terus menerus agar pandangan patriarkis mengenai perempuan hilang.

"Selama ini ada perspektif bahwa tubuh perempuan adalah pengundang pelecehan seksual di masyarakat kita, salah satu bukti nyatanya adalah pernyataan Marzuki Alie soal rok mini beberapa waktu lalu itu," kata Iswarini.

Melakukan aksi demonstrasi, menurut Iswarini, adalah salah satu cara yang efektif untuk mengembalikan kesadaran masyarakat mengenai cara pandang yang benar dalam menyikapi kekerasan seksual terhadap perempuan.

"Bukan salah tubuh perempuan kalau terjadi kasus pelecehan, kami ingin suatu saat nanti perempuan bisa berjalan dengan aman meski memakai rok mini," kata Iswarini.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement