Ahad 04 Mar 2012 13:40 WIB

Ini Alasan Doel Sumbang tak Tertarik Terjun ke Politik

Rep: Angga Indrawan/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, Hasratnya yang ingin lebih jauh mengetahui dunia politik, sempat membuat Wahyu Affandi atau yang lebih dikenal dengan Doel Sumbang ingin terjun menjadi pelaku politik di Indonesia. Namun melihat kondisi politik yang kini menurutnya 'buram', membuat pelantun lagu 'somse' ini cukup jadi penonton dan pengamat setia.

Musisi yang mengawali karirnya melalui dunia teater di teater Remy Silado ini mengaku sejak SMP memiliki hasrat yang menggebu untuk mengerti dan terjun dalam dunia politik.

Namun, seiring perjalanan dan kedekatannya dengan para politisi yang akrab dengannya, membuat musisi yang setahun lagi berusia setengah abad ini lebih memilih berada tetap pada posisinya sebagai musisi. Menurutnya, dengan demikian, ia berada langsung di tengah-tengah masyarakat tanpa mengenal batasan.

Untungnya, tambah pria tambun yang akrab dengan lantunan merdu lagu Sunda ini, ia memiliki keluarga yang mendukung keputusannya untuk tidak lagi ingin terjun ke dunia politik.

Menurut Doel, pernah dalam satu kesempatan berkonsultasi dengan ibu, istri dan anaknya untuk menjadi pejabat daerah. Meski diizinkan, namun tak ada satupun dari anggota keluarganya yang akan bangga. "Sistem politik yang tidak seksi," tuturnya.

Menurut pengakuan pria kelahiran Bandung 16 Mei 1963 ini, sistem politik Indonesia, mengarahkan pada sifat individual, /aing-aing/. Ia mencontohkan, sistem otonomi daerah, yang menurutnya bertujuan untuk mengelola kesejahteraan rakyatnya secara langsung, justru membuat pemerintah saling tuding dan lempar tanggung jawab jika tersangkut kasus melibatkan kepentingan masyarakat.

"Itu kan salah pemkot sana, itu kan salah pemda sana, jadinya /aing-aing/," ujarnya.

Menurut musisi yang terkenal dengan lagu-lagunya yang nyeleneh, vulgar, tengil ini, Indonesia hanya butuh dua sosok manusia, yakni pemimpin dan negarawan. Ia mengungkapkan, saat ini belum terlihat calon-calon pemimpin bangsa yang mampu menjadi kedua sosokk tersebut.

Kesan bangga dan salut akan jiwa kepemimpinan, hanya pernah ia dapatkan ketika melihat sosok presiden pertama RI, Soekarno. Menurut musisi yang sempat berduet dengan Nini Carlina ini yakin, pasti ada dan mungkin belum memiliki kesempatan menjadi sosok pemimpin dan negarawan.

Ia berharap, Indonesia masih memiliki putra-putra daerah yang mampu menjadi pemimpin yang akan menjadi kebanggan rakyatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement