Selasa 28 Feb 2012 15:04 WIB

Ruang Sempit tapi Ingin Nyaman? Begini Kiatnya

Rep: nina chairani/ Red: Endah Hapsari
Mezanin
Foto: portugalvirtual.pt
Mezanin

REPUBLIKA.CO.ID, Istilah mezzanine atau mezanin cukup populer. Kalau berkunjung ke sebuah hotel, tentunya Anda sering menemukan apa yang disebut dengan mezzanine level atau mezzanine floor. Meski demikian, mezanin sebenarnya juga sangat aplikatif pada rumah biasa. Kini semakin banyak rumah yang menerapkan mezanin dalam konsep rancangannya.

Mezanin memang memiliki keunikan tersendiri. Ini karena sifatnya yang memang sebagai sebuah lantai tersendiri. Tapi di sisi lain menyisakan ruang terbuka yang terhubung dengan ruangan di sekitarnya. Penghubung ini biasanya berupa tangga. Dengan demikian mezanin merupakan satu kesatuan dengan lantai lain dan berada pada atap yang sama.

Satu hal yang membedakan mezanin dengan lantai biasa adalah ketinggian yang tanggung. Misalnya, jika lantai dasar ada pada ketinggian 0 meter, maka mezanin bisa berada pada ketinggian 1,5-2 meter dari lantai. Jadi, kita merasa tanggung jika berdiri di bawahnya. Tak heran, ruang di bawah mezanin sering dimanfaatkan sebagai gudang atau toilet kecil.

Pada awalnya mezanin banyak ditemukan pada kontur tanah yang tidak rata. Ini mengingat mezanin bisa menyiasati kontur tanah seperti itu. Tapi bukan berarti mezanin tidak bisa diterapkan pada tanah dengan kontur rata. Misalnya dengan membuat mezanin antara lantai dasar dengan lantai satu atau memanfaatkan loteng.

Mezanin bisa difungsikan sebagai ruang duduk bisa, ruang santai, ruang keluarga, atau ruang belajar. Bisa juga digunakan sebagai kamar tidur anak atau kamar bermain atau menyatu dengan ruangan sehingga orang tua bisa mengawasi anaknya.

Kepemilikan rumah saat ini lebih banyak pada rumah kecil atau sederhana. Mezanin bisa menjadi jalan keluar alternatif bagi penambahan ruang di lahan terbatas. Jika ditempatkan secara benar, mezanin tidak akan memberikan kesan sempit, malah justru unik.

Jika tertarik membangun mezanin, lebih baik dimulai dari awal rumah dibangun. Tapi tidak tertutup kemungkinan mezanin ditambahkan pada bangunan yang sudah jadi.

Seperti contoh, sebuah keluarga membutuhkan ruang tidur anak baru. Satu-satunya ruangan yang paling bisa 'dikorbankan' adalah ruang kerja ayah. Pilihannya bisa dengan menjadikan ruang kerja ayah sebagai ruang tidur anak. Tapi selanjutnya, ruang kerja di mana? Sementara tidak ada lahan tersedia untuk melebarkan bangunan.

Kalau rumahnya mau dilebarkan ke samping atau ke belakang, nggak mungkin karena rumah tetangga. Memang bisa dinaikkan dengan membongkar atap. Namun, jika kita membongkar atap untuk membangun lantai baru akan butuh waktu yang lama dan biaya lebih banyak. Pemanfaatan paling akhir, kita bisa manfaatkan ruangan di bawah atap atau loteng, itu bisa kita anggap sebagai satu mezanin nantinya,'' jelas Haryanto. Hanya risikonya menempatkan mezanin di bawah loteng adalah panas. Di daerah tropis, loteng berguna untuk menahan udara panas matahari. Meski begitu, bisa diantisipasi dengan memberikan banyak bukaan.

Seperti apa pembangunan mezanin pada loteng? Jika tinggi lantai ke langit-langit tadinya tiga meter, bisa dikurangi menjadi 2,7 meter. Lalu pada ketinggian itu dipasang kayu dan papan atau plywood sebagai lantai baru. Di bagian atas ditambahkan jendela baru.

Untuk material, Harjanto mengakui memang banyak rumah yang menggunakan kayu sebagai material utama mezanin. Ini sebenarnya lebih pada pertimbangan estetika dan memberi kesan hangat. Apalagi pada mereka yang tidak mendesain mezanin dari awal, kayu lebih mudah dijadikan mezanin dibanding harus mengecor dari awal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement