Rabu 15 Feb 2012 08:23 WIB

Abraham Samad: Ada yang tak Ikhlas Anak Muda Jadi Pemimpin

Abraham Samad
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Abraham Samad

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sudah dua bulan Abraham Samad menjabat sebagai ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia yang sebelumnya diragukan memimpin KPK dan dianggap tidak lebih dari sekedar boneka politik.

Namun faktanya, ia mampu membuat gebrakan besar dengan menetapkan mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom dan anggota DPR RI Angelina Sondakh sebagai tersangka dalam kasus yang berbeda.

Namun, keberhasilannya membuat gebrakan itu, ternyata tidak diiringi oleh perasaannya. Ada gejolak di dalam hatinya yang menyebutkan bahwa ia merasa seperti sedang berjuang seorang diri.

"Jujur saya akui ada gejolak di dalam hati saya. Perasaan ini adalah perasaan subyektif saya. Saya sepertinya berjuang seorang diri," kata Abraham dalam wawancara khusus kepada Republika di kantornya, Senin  (13/2) kemarin.

Abraham mengatakan, perasaan subyektifnya itu bisa benar bisa salah. Ia merasa sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.  Selain itu, ia tidak tahu persis apakah para pegawai KPK mengapresiasi atau mendukung penuh langkah dan tindakannya dalam memberantas korupsi tanpa pandang bulu.

"Kadang saya melamun dalam diri saya. Saya bertanya-tanya pada diri saya, kadang saya harus berjalan seorang diri. Itu kegelisahan," kata Abraham.

Menurutnya di antara pimpinan KPK, ia adalah yang termuda dan memiliki pengalaman yang kurang. Hal tersebut menjadi salah satu bagian yang sulit dalam kepemimpinannya di KPK.

"Tentu ada orang yang tidak ikhlas kita pimpin dengan usia muda kita dan menganggap saya tidak punya pengalaman," katanya.

Namun demikian, Abraham menegaskan, tidak ada perpecahan di dalam tubuh pimpinan maupun pegawai KPK selama kepemimpinannya. Menurutnya, perbedaan pendapat dalam tugas adalah hal yang wajar.

Selain itu, untuk mengatasi persoalannya itu, ia terus berupaya melakukan  koordinasi dan konsolidasi dengan jajaran KPK. Ia berharap hal tersebut berhasil meskipun upaya yang dilakukannya itu menurutnya tidak menjamin 100 persen jajaran KPK menerima kepemimpinannya.

Ia juga menegaskan bahwa perasaannya itu adalah hal yang subyektif. Hanya saja, ia mengambil kesimpulan :

"Biarkanlah sejarah yang akan membuktikan siapa orang-orang yang benar-benar tulus dan ikhlas berjuang memberantas korupsi dan biarkan sejarah membuktikan siapa yang pengecut dan siapa pemberani," ujar Abraham.

 Abraham Samad merupakan Ketua  KPK terpilih Jilid III atau periode 2011-2015. Ia merupakan yang termuda di antara pimpinan lainnya yaitu Busyro Muqoddas, Zulkarnaen, Bambang Widjodjanto, dan Adnan Pandu Praja. Ia pun, tidak berasal dari kalangan birokrat dan penegak hukum. Sebelum di KPK, ia adalah seorang advokat dan aktifis LSM anti korupsi.

sumber : Muhammad Hafil
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement