Rabu 08 Feb 2012 12:53 WIB

Sembilan Rahasia Pernikahan Bahagia dan Langgeng, Apa Saja? (1)

Pernikahan Muslim (Ilustrasi).
Foto: http://trendsupdates.com
Pernikahan Muslim (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ''Semoga langgeng ya sampai kakek nenek.'' Mungkin, inilah doa yang disampaikan banyak orang pada pasangan pengantin baru. Indah terdengar, namun faktanya tak mudah tercapai. Menjalani hari-hari pernikahan, tentu saja, tidak hanya cerita suka yang terdengar. Kisah duka pun mewarnai. Biar begitu, pernikahan yang langgeng dan bahagia bukanlah hal mustahil. Berikut adalah kiat menghadirkan hubungan suami istri yang sehat:

Awasi lingkar pinggang

Ketika sudah menikah, biasanya banyak orang yang merasa tidak perlu lagi menjaga bentuk tubuh. Benar begitu? Salah besar. Dari satu studi terungkap, peluang pasangan menjadi gemuk meningkat 37 persen ketika pasangan Anda juga gemuk. Maka, sejak awal, perlu menerapkan kebiasaan makan yang sehat. Ajak pasangan untuk menyantap makanan yang segar dan tentu saja rendah kalori. Atau, jadwalkan pula kencan menawan di sebuah tempat fitnes.

Siapkan perencanaan keuangan yang matang

Berdasarkan sebuah studi terungkap, sekitar 40 persen pasangan suami istri (pasutri) kerap berbohong pada pasangannya soal pendapatan. Ternyata, uang juga bisa bikin perkawinan tunggang langgang. Bahkan, tak jarang masalah uang merupakan alasan utama pasutri bertengkar.

Ada baiknya, mulai sekarang Anda membicarakan soal uang ini pada pasangan. Jangan khawatir bila Anda termasuk pemboros, sedangkan istri tergolong super hemat. Yang penting, bicarakan ini berdua. ''Lebih baik masalah keuangan diselesaikan sejak awal. Bicarakan, siapa yang harus membayar tagihan atau berapa utang yang harus diselesaikan,'' ujar Ken Robbins, profesor klinis psikiatri dari University of Wisconsin-Madison. 

Tentukan aturan keluarga

Sepanjang 5-10 tahun awal perkawinan, pasutri menghabiskan waktu untuk 'bertengkar' menentukan 'kebijakan' keluarga agar berjalan mulus. Tak jarang, hal-hal kecil juga membuat keduanya berada dalam situasi panas. Tiap pasutri bisa saja punya cara masing-masing untuk membesarkan anak. Lagi-lagi, yang penting adalah komunikasi intensif di antara pasutri. ''Anda harus menentukan bagaimana agar kehidupan berkeluarga tetap bahagia namun tidak kehilangan jati diri masing-masing,'' ujar Robbins.

sumber : Healthday News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement