REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orangutan merupakan mamalia yang mempunyai banyak kemiripan dengan manusia. Rupanya, tak hanya sembarang mirip saja, bahkan 97 persen DNA Orangutan memiliki kesamaan dengan manusia.
"Sebanyak 97 Persen DNA orangutan sama dengan kita. Jadi, kita bisa menularkan penyakit pada orangutan, begitu juga sebaliknya," kata Dr Jumartin Sihite, Presiden Direktur PT Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI) dalam konferensi pers 'Operasi Penyelamatan dan Pelepasliaran Orangutan', Kamis (2/1).
Namun, kata dia, kemiripannya dengan manusia tidak membuat manusia peduli dengan keberadaan orangutan. Masih banyak orangutan yang tidak tinggal di tempat atau habitat yang seharusnya. Terlebih, banyak manusia yang melakukan pembantaian terhadap orangutan.
Oleh karena itu, Presiden SBY dalam pidatonya di Bali mengatakan, tahun 2015 merupakan target pengembalian pelepasliaran orangutan ke habitatnya. "Tahun 2015 merupakan target pelepasliaran semua orangutan ke hutan yang cocok,"tambah Jamartin.
Menurut data RHOI, jumlah orangutan di Kalimantan pada2004 tercatat sebanyak 65 ribu ekor. Pada 2012 diperkirakan populasinya turun 30 persen. Sehingga, proses pelepasliaran orangutan harus segera dilakukan. Untuk itu, tahap awal pelepasliaran orangutan dilakukan pada 22 April 2012 (enam ekor) ke Kalimantan Timur dan 14 Februari 2012 (5-8 ekor) ke Kalimantan Tengah. Diharapkan, tahun 2015 mencapai target pelepasliaran oranghutan ke habitatnya sebanyak 850-an ekor.