Rabu 01 Feb 2012 13:27 WIB

Teganya, Pasien Ini Diberitahu Menderita Kanker...Lewat Telepon!

Stres akibat mendengar kabar buruk/ilustrasi
Stres akibat mendengar kabar buruk/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Diagnosis menderita kanker boleh jadi membuat si pasien yang mendapatkan diagnosis ini histeris dan menangis. Boleh dibilang, bagi sebagian besar orang, diagnosis menderita kanker adalah hal paling mengerikan yang akan didengarnya. Para dokter yang hendak menyampaikan berita pilu ini pun biasanya memberitahu dengan penuh hati-hati dan perasaan empati.

Nah, bayangkan bila diagnosis mengerikan ini diberitahu oleh dokter atau staf rumah sakit pada seorang pasien hanya lewat telepon! Bisakah Anda membayangkan perasaan si pasien yang mendengar kabar ini? Tidak kena serangan jantung saja agaknya sudah bagus untuk pasien ini.

Ternyata, ada orang yang tega melakukan itu pada seorang pasien. Seorang staf rumah sakit di Inggris dengan enteng memberitahu satu pasien bahwa dia menderita kanker. Dan, itu dilakukan hanya lewat telepon. Rupanya, bukan kali itu saja pasien diberitahu menderita kanker lewat telepon.

Dari satu forum di internet, puluhan pasien kanker mengakui hal serupa terjadi juga pada mereka. Kesal dengan tindakan seperti itu, seorang pria mengajukan komplain karena istrinya mendengar berita memprihatinkan itu juga lewat telepon. ''Dia sedang sendirian di rumah, tidak ada orang lain. Benar-benar memprihatinkan. Apakah mereka tidak dapat pelatihan untuk hal seperti ini ketika akan menjadi seorang dokter, latihan bagaimana menyampaikan berita buruk pada pasien?'' tulis pria ini pada forum Macmillan Cancer Support.

Lebih menyedihkan lagi, sang istri pria ini justru harus memberitahukan berita tersebut pada sang suami yang menderita kanker oleh dokter yang menelepon mereka dari rumahnya!

Pasien lain, seorang perempuan, juga mengaku sedang berada di rumah bersama putrinya yang baru berusia dua tahun ketika dia mendapat kabar menderita kanker kulit. ''Ketika putri saya menjauh dari telepon, barulah saya menangis hebat. Saya harus menelepon ayah saya agar datang dan membawa pergi dulu putri saya. Setelah itu, saya menghabiskan waktu selama empat jam untuk menangis, sampai suamiku tiba di rumah,'' kata dia.

Stephen Coupe, pendiri Cancer Relief, menilai tindakan seperti itu sangat keterlaluan. Dia pun mendesak agar staf rumah sakit atau dokter yang melakukan ini mendapat peringatan. Seorang juru bicara dari Macmillan menegaskan, berita ini seharusnya disampaikan secara langsung agar si pasien dapat lebih tegar.

sumber : dailymail
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement