REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON--Puas menikmati sajian hiburan tradisional dan kuliner Keraton Kasepuhan, rombongan Melancong Bareng Abah Alwi menyambangi Keraton Pangkuwati yang berada di dalam kompleks Keraton. Keraton inilah asal muasal berdirinya Keraton Kasepuhan.
Seorang Abdi Dalem menjelaskan Keraton Pakung Wati didirikan pada tahun 1430 oleh Putra Mahkota Pajajaran yang bernama Pangeran Walang Sungsang atau Cakrabuana. Oleh Sunan Gunung Jati, Keraton ini kemudian diperluas.
"Arsitek bangunan ini adalah Raden Sepat, asal Majapahit. Pengaruh majapahit terlihat dari penggunaan material bata merah," katanya.
Benar saja, dari kompleks bangunan Keraton yang terdiri situs Puser Bumi, petilasan Pangeran Cakrabuana, dan petilasan Sunan Gunung Jati, serta Sumur Agung dan Taman Sari memiliki nuansa pengaruh Hindu-Buddha. Itu terlihat dari bangunan atap berundak dan patung-patung yang menggambarkan mitologi Hindu.
Kondisi Keraton Pangkuwati relatif masih terjaga. Namun pada bagian sumur Agung dan Taman Sari dalam kondisi ala kadarnya. Batu bata yang terlepas dari bangunan dibiarkan saja tergeletak. Sementara rumput liar mulai menutup bagian bangunan. Sampah plastik seperti bungkus makanan ringan berserakan.
"Ya, beginilah keterbatasan kami, mas. Kami kesulitan untuk menjaga bangunan ini," katanya.