Rabu 09 Nov 2011 11:30 WIB

Don King Kehilangan Sosok Petinju Joe Frazier

Pertarungan Joe Frazier (kiri) melawan Muhammad Ali (kanan)
Foto: AP
Pertarungan Joe Frazier (kiri) melawan Muhammad Ali (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA-- Promotor tinju legendaris Don King menyatakan hormatnya kepada mantan juara tinju kelas berat dunia Joe Frazier yang meninggal dunia pada usia 67 tahun, Senin, karena mengidap kanker hati.

Frazier dijuluki "Smokin" Joe terkenal karena trilogi pertarungan epik melawan Muhammad Ali di mana King mempromosikan mereka pada laga terakhir 1975 yang dijuluki "Thrilla in Manila".

King (80) yang juga mempromosikan laga hebat lain seperti "Rumble in the Jungle" antara Ali dan George Foreman di Zaire pada 1974 mengatakan bahwa Frazier adalah petinju pemberani. "Smokin` Joe Frazier adalah juara kelas berat dunia terhebat di atas dan di luar panggung," kata King.

"Ia merupakan gladiator hebat. Ketika Smokin` Joe naik ring, kita melihat seorang petinju yang betul-betul akan bertinju. Saya bangga mengenal dan mempromosikannya dan saya mendapat kehormatan dengan memanggilnya kawan," katanya.

"Keberanian Smokin` Joe terlihat di "The Thrilla in Manila" - ketika ia membalas pukulan Ali dengan sepadan -- yang akan diingat para penggemarnya di seluruh dunia sepanjang masa," katanya.

"Pertandingan itu paling dramatis sepanjang sejarah. Sifat ksatrianya terlihat ketika ia masih akan bangkit pada lonceng ronde ke-15, tapi pendampingnya Eddie Futch memintanya berhenti. Hal itu menunjukkan ia akan tetap bertanding pada hari-hari lainnya dan akan tetap memberi harapan pada semua orang," katanya.

King yang juga amat sukses bermitra dengan Mike Tyson pada masa puncaknya mengatakan Frazier sudah menyumbangkan sesuatu yang amat besar bagi keturunan Afrika-Amerika sehingga mendapatkan pengakuan di Amerika Serikat.

"Kita tidak bisa anggap enteng dengan sumbangsih yang sudah dilakukan Smokin` Joe dan Ali yang membuat jarak semakin tipis antara kulit hitam dan lingkungannya karena bakat mereka yang amat besar dan relevan," kata King.

"The Thrilla in Manila" membuat kesan terhadap Amerika semakin besar. "Ia tidak saja petinju besar, tetapi juga orang yang hebat. Ia bertanding dengan keberanian dan komitmen pada saat orang Afrika-Amerika sedang berjuang keras mendapatkan emansipasi dan rasa hormat dari orang lain.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement