Kamis 27 Oct 2011 11:07 WIB

Hebat... Membatik Masuk Kurikulum Sekolah di Chicago

Wisatawan mancanegara mencoba membatik pada selembar kain saat membatik bersama di Graha Wismilak, Surabaya, Minggu (2/10).
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Wisatawan mancanegara mencoba membatik pada selembar kain saat membatik bersama di Graha Wismilak, Surabaya, Minggu (2/10).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Pelajaran membatik akan masuk dalam kurikulum sekolah-sekolah dasar dan menengah umum di Chicago, yaitu kota terbesar di negara bagian Illinois, Amerika Serikat, yang juga merupakan kota tempat kediaman pribadi Presiden AS Barack Obama berada.

Menurut keterangan yang diterima ANTARA dari Konsulat Jenderal RI di Chicago, pelajaran membatik akan mulai dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah Chicago Public School mulai tahun ajaran 2012.

Tidak hanya di sekolah-sekolah, pelajaran membatik juga akan diberikan kepada masyarakat umum Chicago Park District and Community Center.

Seperti yang diungkapkan Konsul Penerangan dan Sosial Budaya KJRI Chicago, Shirley Malinton, kepada ANTARA, untuk mempersiapkan dimasukkannya pelajaran membatik ke dalam kurikulum sekolah umum Chicago tahun 2012 nanti,maka KJRI Chicago akan memberikan pelatihan bagi guru-guru seni sekolah umum.

Pelatihan diselenggarakan atas kerja sama dengan Peace School dan Chicago Public School dan akan dilaksanakan pada 19 November mendatang.  Pelatihan "Batik Workshop for Art Educators" itu akan berlangsung di Douglas Park Cultural dan Community Center, Chicago, dan akan dipandu oleh Avy Loftus.

Salah seorang seniman dan pendidik asal Indonesia,Avy Loftus juga merupakan Pendiri dan Ketua Peace, Love and Hope Project, yaitu organisasi nirlaba yang berlokasi di Montreal Kanada. Selain oleh Avy, pelatihan juga akan diberikan oleh Dyah Kasir, pegawai setempat KJRI Chicago.

Menurut Sherly Malinton, pelatihan membatik pada 19 November nanti akan diikuti oleh 80 peserta yang terdiri atas guru-guru seni di sekolah-sekolah dasar dan menengah (Grade 1-9) Chicago.

Setelah menjalani pelatihan, para guru akan mengajarkan cara membatik dan membuat batik perca kepada murid-murid mereka --yang berusia 5-15 tahun-- sebagai bagian dari kurikulum pelajaran kesenian yang dikaitkan dengan misi perdamaian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement