REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Motif polka dot mengalami kebangkitan besar dalam lingkaran mode. Tak hanya pada pakaian, motif bintik-bointik itu juga ditemui di dompet, celana, bahkan sepatu.
"Ada dua hal yang terjadi sekarang dalam budaya pop yang memberikan ruang kembali bagi polka dot," kata Mary Alice Stephenson, pengamat mode New York. "Pertama adalah Katy Perry dan yang kedua adalah 'Mad Men."
Ketika penyanyi Perry difoto menuju sebuah acara di sebuah rok polkadot biru tua, yang dipadankannya dengan bros mawar dan ikat pinggang tipis, katanya, disitulah era kembalinya polka dot dimulai. Banyak publik figur tampil dengan balutan busana itu, tak terkecuali ibu negara AS, Michelle Obama. Ia mengenakan gaun lengan panjang polka dot selama wawancara dengan Matt Laurer pada "Today Show," dan langsung menghiasi berita utama industri fashion.
Kapan pertama kali istilah polka dot untuk motif bintik-bintik pada kain mengemuka? Menurut situs e-How, istilah polka dot pertama kali terlihat di majalah-majalah Amerika sekitar tahun 1800-an, nama sebuah tarian Eropa Timur yang populer pada saat itu.
Polka dot dengan cepat menyebar dalam revolusi budaya pop. Seabad kemudian, polka dot sudah menyerbu dan 'menginfeksi' siapa saja, mulai dari Minnie Mouse hingga Frank Sinatra yang pada 1940 mengangkat judul Polka Dots and Moonbeams. Polka Dot kembali menjadi tren tahun 1950-an. Saat Brian Hyland pada tahun 1960 meluncurkan hits-nya berjudul "Itsy Bitsy Teeny Weeny Yellow Polka Dot Bikini", motif ini kembali mengemuka.
Tentu saja, seperti apapun dalam budaya populer, selalu ada update dan perbaikan dari tren masa lalu. Polka dot hari ini adalah gema kenangan kolektif dari berbagai era dalam sejarah mode.
"Ketika saya memikirkan polka dot saya terutama memikirkan pakaian dari tahun 1930, 1940, dan 1950-an," kata Wanda Soileau, pemilik Playclothes, sebuah butik vintage di Burbank, California, yang mengkhususkan diri dalam koleksi pakaian dari tahun 1940-1960-an. "Kini Anda hanya perlu mencari cara untuk membuatnya tampil lebih segar, bersenang-senang dengan tren, dan membuat sejarah sendiri," ujarnya.