REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan mencanangkan Candi Muarojambi di Kabupaten Muarojambi sebagai warisan sejarah yang perlu dilestarikan pada kunjungannya ke
Provinsi Jambi yang dijadwalkan pada 21-23 September.
Menurut Gubernur Jambi Hasan Basri Agus di Jambi, Ahad (18/9), acara pokok Presiden SBY ke Jambi adalah membuka Musyawarah Lembaga Adat se-Sumatera pada 21 September 2011, dan fokus kegiatan hanya dilakukan di dua daerah, yakni Kota Jambi dan Kabupaten Muarojambi.
Dalam acara musyawarah lembaga adat itu akan diisi pula dengan kegiatan pemberian gelar oleh lembaga adat provinsi Jambi kepada Presiden SBY.
Pemberian gelar adat kepada Presiden telah disepakati, baik oleh lembaga adat kabupaten/ kota maupun lembaga adat Provinsi Jambi karena Presiden dinilai cukup berjasa dan dahulu pernah menjadi Pangdam II Sriwijaya, dan sering berkunjung ke Jambi.
Pemberian gelar adat ini sebagai suatu kehormatan bagi masyarakat Jambi, apalagi Presiden SBY juga menyatakan bersedia menerima penghargaan yang diberikan oleh masyarakat Jambi tersebut. "Tidak segampang itu, seorang Presiden mau menerima gelar dari rakyatnya," ujar Gubernur.
Kunjungan ke Candi Muarojambi karena candi itu bernilai sejarah tinggi dan telah didaftarkan ke organisasi pendidikan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unesco) sebagai salah satu warisan dunia.
Kegiatan lain yang akan dilakukan SBY ialah membuka Munas Tarbiyah Islamiyah se-Indonesia serta kegiatan yang berkaitan dengan program 'satu miliar satu kecamatan' (samisake) dan bedah rumah bagi warga tidak mampu.
Dalam rangkaian kunjungan ke Kabupaten Muarojambi, direncanakan Presiden SBY juga akan melakukan penyadapan getah karet perdana yang dihadiri sekitar 150 petani karet di Provinsi Jambi.
Menurut Hasan Basri Agus, sengaja dipilih karet karena tanaman ini merupakan primadona masyarakat Jambi yang sudah 100 tahun lebih digeluti masyarakat.