REPUBLIKA.CO.ID, LONDON-- Grup "Balawan & Batuan Ethnic Fusion" dari Bali tampil memesona dalam kegiatan promosi budaya bertema "The Sound of Indonesia" yang digelar KJRI Hamburg bekerja sama dengan "Museum fur Volkerkunde" di Hamburg, Jerman.
Acara yang berlangsung di lokasi museum etnologi tersebut dikemas dalam waktu dua jam dan menghibur sekitar 200 penonton, terdiri atas penggemar dan pelaku musik, demikian siaran pers KJRI Hamburg.
Pertunjukan itu dimulai dengan penampilan kesenian rampak kendang yang dibawakan oleh Kelompok Rampak Kendang Hamburg (RKH). Keterampilan menabuh kendang yang kompak dan dinamis serta diselingi gerakan yang lucu membuat suasana menjadi semarak sejak awal.
Selanjutnya penonton disuguhi Tari Legong Lasem yang dibawakan dua penari cilik berusia sembilan dan 11 tahun, yang didatangkan dari Pulau Bali. Kedua penari yang merupakan juara bertahan Tari Bali tingkat anak-anak sejak tahun 2006 ini menampilkan tariannya secara profesional, apik, dan sangat ekspresif sehingga menuai decak kagum dari seluruh penonton yang hadir.
Tari Legong Lasem yang ditampilkan merupakan tarian klasik Bali yang memiliki perbendaharaan gerak yang sangat enerjik dan kompleks. Suasana di gedung pertunjukan menjadi semakin semarak karena tepukan dan teriakan penonton yang menggema saat kedua penari muda ini mengakhiri tariannya.
Acara itu diakhiri penampilan kelompok musik "Balawan & The Batuan Ethnic Fusion" pimpinan Balawan yang memukau dengan permainan gitar yang sangat cepat dan eksploratif serta aksi "synteshizer"-nya yang unik diramu dengan alunan gamelan khas etnis Bali yang dinamis dan magis.
Balawan sendiri dikenal sebagai gitaris Asia pertama yang mampu memainkan tapping delapan jari pada double-neck gitar secara bersamaan.
Kejenakaan Balawan tidak hanya tercermin dari sajian musiknya, namun dari celetukannya yang komunikatif dan mengena untuk para penontonnya. Kesan santai dan bersahabat, membuat penampilan musik tradisional Bali ini tersaji lebih hidup dan modern.