Selasa 07 Jun 2011 11:53 WIB

Hmm, Wanita Inggris Kini Jauh Lebih Galak!

Red: cr01
Ilustrasi
Foto: Gulf News
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Jumlah wanita yang divonis bersalah karena melakukan kekerasan domestik atau kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Inggris dan Wales naik berlipat ganda dalam kurun lima tahun.

Hampir 4.000 wanita Inggris telah diseret ke meja hijau tahun lalu, dibandingkan dengan kurang dari 1.500 pada 2005. Angka ini berasal dari data Dinas Penuntutan Mahkota (CPS) dan lembaga kemanusiaan untuk kekerasan domestik laki-laki, Mankind. Data tersebut menunjukkan wanita Inggris kini semakin galak, seiring dengan meningkatnya proporsi seluruh pria dan wanita yang dihukum, dari 5 persen menjadi 7 persen.

Ketua Mankind, Mark Brooks, mengatakan peningkatan jumlah wanita yang dihukum karena melakukan KDRT ini terkait dengan tiga faktor. "Kaum pria jauh lebih maju, polisi melakukan pendekatan yang jauh lebih berimbang terhadap kekerasan domestik, dan sayangnya, ada peningkatan jumlah kekerasan yang dilakukan wanita dalam masyarakat kita," jelasnya.

Menurut Brooks, semua kekerasan dalam rumah tangga hanya masalah kekuasaan dan kendali, yang dilakukan baik oleh pria maupun wanita. "Pelaku kekerasan secara total ingin mengendalikan pasangannya," ujarnya.

Faktanya, sederet angka menunjukkan jumlah wanita yang divonis karena melakukan KDRT meningkat empat kali dalam enam tahun, mulai 806 pada 2004-2005 menjadi 3.494 pada 2009-2010. Walau wanita dua kali lebih banyak menjadi korban KDRT, namun lebih sedikit pria yang menjadi pelakunya.

Menurut lembaga Survei Kriminal Inggris (BCS), walau pria dua kali lebih banyak jadi korban (41 persen) ketimbang wanita (19 persen), namun itu tidak menginformasikan apa pun pada orang lain tentang tindak kekerasan yang mereka alami. Angka-angka yang ditunjukkan CPS dan Mankind mengindikasikan jumlah pria yang dihukum karena KDRT juga meningkat pada periode yang sama.

Lebih dari 55.000 pria didakwa di pengadilan pada 2010, dibandingkan dengan 28.700 orang pada periode lima tahun sebelumnya. Juru bicara CPS mengatakan, masalah pelayanan tidak menyokong kaum pria sebagai korban KDRT. "Tidak ada bias pada peran CPS dalam berurusan dengan kasus-kasus yang melibatkan korban pria," kata si jubir.

Angka-angka ini akan menambah jumlah bukti bahwa wanita Inggris semakin galak dan kerap melakukan KDRT. Pada 2009, angka resmi menunjukkan jumlah wanita yang bersalah dalam kasus pembunuhan, serangan berat dan serangan lainnya, meningkat hingga 81 persen sejak 1998.

sumber : Daily Mail
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement