REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR - Pihak berwenang Malaysia di bidang agama belum lama ini mengungkapkan bahwa tingkat perceraian di kalangan Muslim mencapai tingkat tertinggi dalam sejarah. Seorang menteri senior, Mashita Ibrahim, menyalahkan kurangnya pemahaman agama sebagai penyebab tingginya tingkat perceraian.
Terlepas dari alasan tersebut, sebuah kelompok perempuan Muslim mendirikan klub untuk menolong supaya para istri bisa menjadi lebih patuh kepada suami. Para wanita diajarkan bahwa mereka harus menyambut suami mereka yang baru pulang dari tempat kerja dengan pakaian yang merangsang. Mereka disuruh untuk memakai parfum dan bukan bedak muka.
Para pejabat di Terengganu, salah satu negara bagian yang konservatif, menyebut bahwa bau badan, gaya seks yang sama dan baju tidur yang membosankan sebagai penyebab utama perceraian di kalangan masyarakat Muslim.
Itulah sebabnya mengapa pemerintah setempat mengerahkan para konsultan kecantikan untuk memberikan kiat-kiat khusus kepada pasangan suami-istri. Bahkan, mereka menawarkan bulan madu kedua kepada pasangan-pasangan yang dilanda masalah perkawinan.
Lembaga agama Islam berharap kebijakan ini bisa mengurangi jumlah perceraian. Namun, mereka sepenuhnya menyerahkan keputusan akhir kepada pasangan untuk menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi.