REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI - Suzanne Al-Houby, warga Palestina yang bermukim di Uni Emirat Arab (UAE), menjadi wanita Arab pertama yang berhasil mendaki puncak Everest, gunung tertinggi di dunia.
"Menjadi wanita Arab pertama yang mencapai puncak tertinggi di dunia adalah sensasi mengagumkan dan sebuah kehormatan besar," kata Al-Houby sebagaimana dilansir Al-Arabiya, akhir pekan lalu.
"Saya ingin berbagi keberhasilan dengan rakyat Palestina dan seluruh warga Arab—khususnya semua wanita Arab, muda maupun tua, yang terus memberikan kontribusi bagi perdamaian dan stabilitas kawasan yang kita semua sebut rumah," ujarnya.
Al-Houby mengaku takkan pernah melupakan saat-saat ketika mimpinya menjadi nyata. Saat di mana ia melihat bendera-bendera berkibar dalam doa di udara yang tipis, di sebuah puncak gunung tertinggi di dunia. "Ketika berdiri di puncak, aku melihat pegunungan Nepal di sebelah kiri, lalu memandang ke kanan, pegunungan China. Semuanya berada di kejauhan," kenangnya.
Al-Houby kemudian mengangkat tangan, berdoa kepada Tuhan dan memeluk rekannya sesama pendaki. "Saat mendaki, saya mengirimkan pesan kepada dunia, bahwa kami rakyat Palestina memiliki keinginan untuk hidup damai," ujarnya.
Keberhasilan Al-Houby menaklukkan Everest dengan kakinya yang kokoh, menjadi kebanggaan warga Palestina di Arab Saudi. "Kami sangat bangga... hidup di bawah pendudukan telah mengajarkan kami banyak pelajaran," kata Yousef Shehadeh, seorang konsultan hubungan masyarakat yang berbasis di Jeddah. "Saya tetap terpaku di depan televisi sejak ditayangkannya kisah Al-Houby. Ini merupakan momen besar bagi kami."
Menurut Shehadeh, bangsa Palestina telah belajar untuk meraih sesuatu dalam keadaan sesulit apa pun. "Penjajahan negara kami telah membuat kami tangguh dalam segala hal. Kami bangsa Palestina, selalu berusaha dan bekerja ekstra keras untuk mendapatkan apa yang kami inginkan. Kegagahan dan keberanian Al-Houby secara sempurna menggambarkan sikap kami dalam memandang hidup," tegasnya.
Emad Adwan, seorang mahasiswa Palestina di King Fahd University, juga mengaku bangga dengan keberhasilan Al-Houby. "Ia tidak hanya menjadi kebanggaan rakyat Palestina, tetapi juga kebanggaan semua orang baik di dunia yang mendukung perjuangan untuk meraih kemerdekaan," ujarnya. "Al-Houby adalah bintang dan inspirasi kami semua."
Al-Houby menghabiskan waktu 51 hari pendakian untuk mencapai puncak. Pendakiannya berakhir di suatu pagi, pada 21 Mei 2011. Ia menghabiskan dua tahun lamanya untuk mempersiapkan pendakian. Ibu dua anak ini tergabung dalam tim pendaki yang terdiri dari empat orang, tiga di antaranya berhasil mencapai puncak.
Sejak puncak tertinggi di dunia itu pertama kali ditaklukkan oleh Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay pada 1953, sekitar 100 perempuan dari seluruh dunia berhasil mencapai puncak yang menakjubkan ini.
Sebagai pendaki gunung berpengalaman, Al-Houby tidak asing dengan catatan rekor. Pada 2003, ia menjadi wanita Arab pertama yang mencapai Everest Base Camp. Dia juga merupakan wanita Arab pertama yang menaklukkan Gunung Elbrus—puncak tertinggi di Eropa—dan wanita Palestina pertama yang mendaki Gunung Kilimanjaro, puncak tertinggi Afrika. Hingga kini, ia telah berhasil mencapai puncak lima gunung tertinggi di tujuh benua.