REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Berbeda dengan kebijakan Indonesia yang memperbolehkan penyanyi asing khususnya wanita menampilkan lekuk tubuh dalam pertunjukan, Malaysia justru memberlakukan kebijakan sebaliknya. Negeri jiran tidak sembarang memperbolehkan penyanyi wanita mengumbar aurat mereka kepada publik. Alih-alih aurat, berlompat-lompat, berteriak dan berciuman di panggung saja tidak boleh. Kebijakan itu memang menjauhkan Malaysia dari kedatangan penyanyi manca negara.
Seperti diberitakan Telegraph.co.uk, Kamis (24/3), Parti Islam Se-Malaysia (PAS) merupakan pihak yang paling berteriak lantang ketika promotor berencana mendatangkan penyanyi mancanegara untuk manggung di negeri mereka. Sikap lantang itu kian keras ketika PAS memiliki suara yang cukup signifikan menjegal pemerintahan Malaysia soal masalah pertunjukan yang melibatkan pihak asing. Sikap keras PAS memang berbanding terbalik dengan UMNO yang lebih melihat pertunjukan sebagai ruang ekspresi dan hak masyarakat. Kendati demikian bukan berarti UMNO diam saja soal masalah aurat.
Sudah berapa banyak promotor yang mendatangkan penyanyi mancanegara dikenai hukuman denda lantaran melanggar hukum kesopanan selama konser. Sebut saja, kelompok vokal asal AS, Pussycat Dolls. Oleh pemerintah Malaysia, promotor Pussycat Dolls dijatuhi denda £ 1800. Tahun berikutnya, giliran Gwen Stefani yang harus rela tampil di luar gayanya untuk menghibur publik Malaysia.
Agustus 2008 , Avril Lavigne, penyanyi asal Kanada sempat gelisah lantaran izin konsernya dipertimbangkan ulang dengan alasan tidak cocok dengan budaya Malaysia.
Rihanna, penyanyi R & B, membatalkan pertunjukan Februari 2009, di Kuala Lumpur setelah PAS mengatakan pakaian serba terbuka dan tarian yang memicu syahwat akan mengundang protes masyarakat Malaysia. Oktober tahun itu, Beyonce membatalkan konser seminggu sebelum dia manggung lantaran dirinya dikritik PAS.
Praktis hanya The Black Eyed Peas yang beruntung. Pemerintah Malaysia awalnya melarang Muslim dari menghadiri konser yang berlangsung September 2009 tersebut. Lantaran konser itu disponsori oleh produk minuman beralkohol dari Irlandia. Namun, masyarakat Malaysia protes kepada pemerintahnya. Konser pun berjalan sesuai jadwal