REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Jangan pernah remehkan keberadaan karakter tokoh kartun atau tokoh superhero yang terpampang dalam kemasan produk makanan yang ada di pasaran. Apa pasal? Sebuah riset yang digagas American Dietetic Association mengungkap anak-anak cenderung memilih produk makanan berdasarkan tokoh kartun atau superhero yang disuka tanpa memperhatikan bergizi atau tidak makanan tersebut.
"Anak-anak begitu menikmati makanan mereka bila ada karakter yang mereka suka pada kemasan makanan tersebut," papar Keri Gans, juru bicara American Dietetic Association sekaligus penulis buku The Small Change Diet.
Kabar baiknya, ketika anak-anak tidak melihat karakter tokoh kartun atau tokoh superhero dalam kemasan produk, mereka akan lebih mempertimbangkan tulisan "menyehatkan" ketimbang makanan dengan kandungan gula tinggi.
"Keberadaaan karakter tokoh memang membantu anak-anak untuk mengingat dan mengindentifkasi produk. Mereka memiliki jejak-jejak visual," komentar Sarah Vaala, kolega Gans yang merupakan kandidat doktor Annenberg School for Communications di University, Pennsylvania, Philadelphia. Menurut dia, kemasan produk makanan yang menampilkan karakter itu biasanya produk dengan kandungan nutrisi yang sangat baik.
Kesimpulan berbeda justru terungkap dalam studi sebelumnya yang digagas Yale University dan dipublikasikan Juni lalu. Disebutkan karakter Dora the Explorer justru membimbing anak-anak memilih produk makanan berkalori tinggi, bukan makanan yang menyehatkan dan bernutrisi.
"Anak-anak mengikuti prilaku dari karakter produk dan ingin selalu membelinya," komentar Vaala. Karena itu, pihaknya coba untuk membandingkan hasil riset sebelumnya dengan menyodorkan produk menyehatkan dan bernutrisi dengan kemasan yang menampilkan karakter tokoh kartun atau tokoh superhero untuk dipilih.
"Nyatanya memang benar, keberadaan karakter memiliki pengaruh yang luar biasa pada anak-anak," ungkapnya. Sebelumnya, Gans dan koleganya menjelajahi pasar swalayan yang menjual produk sereal manis dan tidak terlalu manis.
Produk itu tidak tersedia secara luas dan tidak pula diiklankan. Produk itu menampilkan karakter anjing merah raksasa pada kemasannya. Sementara pada kemasan lain menampilkan tokoh pinguin dalam film Happy Feet. Gans dan tim risetnya menunjukan satu dari empat produk berbeda kepada 80 anak dengan rentang usia 4-6 tahun. Dua dari empat produk tersebut bertuliskan "Kandungan Gula yang cukup" dan "Kandungan gula menyehatkan".
Hasilnya sebagian besar anak-anak memilih karakter tokoh pinguin. Mereka juga lebih memilih produk dengan kandungan "gula menyehatkan". Dari hasil tersebut, peneliti menyimpulkan kehadiran karakter tokoh kartun memberikan pertimbangan khusus bagi anak-anak. Disamping itu, anak-anak juga mempertimbangkan faktor kesehatan melalui keberadaan teks dalam kemasan. "Nampaknya, apa yang dilakukan orang tua nyatanya juga ditiru anak-anak," kata Vaala.
Dia menilai sudah seharusnya produsen makanan untuk menggunakan karakter tokoh kartun yang menawarkan produk kaya serat atau rendah gula. "Ini harus menjadi kesempatan bagi produsen makanan yang prihatin dengan epidemi obesitas di masa depan."