REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA--Beruntung sekali Jourgina Dagoplo, seorang tenaga kerja wanita asal Filipina di Singapura. Malang melintang, dia menjadi pekerja serabutan di Singapura, mulai dari pembantu rumah tangga hingga teknisi IBM. Kini, sebuah lembaga di negaranya memberinya beasiswa untuk meneruskan pendidikan teknologi informatika di Manila yang menjadi minatnya.
Dagoplo, mengantongi beasiswa 3.000 dolar AS setelah pimpinan Informatics Philippines , Leo Riingen, membaca kisah hidupnya di koran The Straits Times dalam sebuah penerbangan dari Singapura ke Manila. Ia kemudian meminta stafnya untuk melacak Dagoplo melalui situs Facebook-nya dan menjalin kontak dengan perempuan itu.
Dagoplo telah bekerja di Singapura selama 13 tahun sebagai pembantu rumah tangga. Namun, minat belajarnya tak pernah surut. Si sela-sela kerjanya, ia meminta izin majikannya untuk meneruskan pendidikan di Institute of Technical Education (ITE) hingga mendapat ijazah pada tahun 2005. Tahun itu, ia dipekerjakan sebagai teknisi oleh IBM, dengan penghasilan 1.050 dolar AS per bulan, dua kali lipat gajinya sebagai pelayan.
Namun pada bulan Maret tahun ini, dia diberitahu oleh Departemen Tenaga Kerja Singapura bahwa ia harus kembali ke Filipina karena dia telah mencapai tinggal maksimum 18 tahun untuk pekerja terampil yang bekerja di sektor ekonomi dan izin kerjanya tak sesuai.
Baik IBM maupun mantan majikannya mengajukan pembelaan. Namun, Dagoplo tetap dikirim pulang April lalu. Kini, ia bersiap lagi berangkat ke Singapura untuk belajar, dan setelah itu, bekerja kantoran.