Kamis 25 Nov 2010 02:19 WIB

Speedpop, Berawal dari Kegelisahan

Rep: M Akbar/ Red: Endro Yuwanto
Speedpop
Speedpop

REPUBLIKA.CO.ID, Industri musik yang kini sedang berpihak pada langgam musim Melayu memberikan semangat baru kepada para personel band Speedpop. Bukan hendak melawan, tentu.

Tapi band yang digawangi oleh Putra (gitar), Achi (vokal), Ricy (drum), dan Gitto (bas) ini ingin memberikan warna lain dari wajah industri musik Tanah Air yang cenderung seragam.

Pilihan musik yang ditawarkan grup ini adalah Japannese music dengan tetap menyisipkan sentuhan musik rock. Mereka melihat ada celah yang masih menganga untuk bisa memaksimalkan genre musik ini dalam menggapai popularitas.

''Kami memang bukan yang pertama di dalam genre ini. Tapi kami melihat potensi genre ini sangat terbuka lebar untuk bersaing di tengah industri musik kita yang cenderung seragam,'' kata Achi ketika ditemui di Comedy Cafe, Jakarta, belum lama ini.

Sebagai perkenalan, Speedpop melepas lebih dulu singel yang diberinya 'Soulmate'. Singel ini merupakan bentuk perenungan dalam melihat persahabatan di antara anak remaja perkotaan. ''Cintanya masih tetap ada, tapi kami mencoba mengemasnya dengan pilihan lirik yang tidak cengeng,'' kata Achi.

Speedpop sendiri sejatinya bukanlah band baru. Band yang telah terbentuk sejak awal 2008 ini telah memulai karyanya lewat jalur indie. Sebuah album sempat mereka rilis. ''Kami sangat bersyukur saat itu hasilnya ada sebanyak tiga ribu kopi CD yang berhasil terjual,'' kata Putra.

Kini, Speedpop tak lagi mengandalkan distribusi sendiri. Mereka kini mendapatkan sokongan dari perusahaan minor label, Vovu Management dan Bramo Music. ''Wah rasanya sangat senang karena kami akhirnya mendapatkan label yang ‘seiman’. Kita ingin tetap mempertahankan kejujuran dalam bermusik dan kami sangat beruntung label kami memberikan kebebasan berkarya yang sangat leluasa,'' ujar Ricy.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement