Sabtu 06 Nov 2010 05:23 WIB

Apresiasi 1.000 Band buat Korban Bencana Tanah Air

Rep: mohammad akbar/ Red: Krisman Purwoko
Pergelaran musik akbar yang berlangsung 17-19 Desember 2010 di bumi Perkemahan Cibubur ini akan menampilkan 1000 band dengan mengambil tema \
Foto: antara
Pergelaran musik akbar yang berlangsung 17-19 Desember 2010 di bumi Perkemahan Cibubur ini akan menampilkan 1000 band dengan mengambil tema \"Bersatu Atasi Bencana\".

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Derai air mata yang kini tengah membasahi ibu pertiwi akibat bencana yang datang silih berganti telah meletupkan sisi kemanusian pada diri para musisi anak negeri.

Jika tak ada aral, perhelatan bertajuk 1000 Bands United ini akan memberikan kontribusinya untuk membantu para korban bencana yang telah meluluhlantakkan bumi Wasior, Mentawai, dan juga para korban bencana semburan gunung Merapi di Yogyakarta.

Festival musik yang memasang tagline 'Bersatu Atasi Bencana' ini dijadwalkan hadir pada 17-19 Desember mendatang di Buperta Pramuka, Cibubur, Jakarta.

''Ini sebuah proyek yang cukup ambisius karena melibatkan begitu banyak band. Tetapi buat kami pertunjukkan ini menjadi sangat berarti karena kita akan bisa memberikan kontribusi buat membantu para korban bencana di negeri ini,'' kata Bimbim, penabuh drum grup band Slank, pada jumpa pers di Jakarta, Kamis (4/11).

Bimbim tak hanya sendiri yang menyimpan asa terhadap perhelatan ini. Sejumlah musisi kondang dan senior pun turut menggaungkan semangat untuk bisa saling berbagi lewat bahasa universal bernama musik. ''Ini acara yang sangat baik,'' kata Maia Estianty. ''Kami sangat bergembira bisa turut terlibat dalam acara ini.''

Dari line-up artis yang terlibat di gawean akbar ini, hampir semua musisi kesohor di negeri ini turut ambil bagian. Di antaranya ada Slank, Ungu, D'Masiv, The Changcuters, Andra and The Backbone, GIGI, Ridho dan Rhoma Irama hingga musisi balada Iwan Fals.

Agum Gumelar selaku pelindung dari kegiatan ini menilai hadirnya event musik semacam ini sangat berarti buat memberikan semangat kepada para korban bencana. ''Inilah wujud kepedulian yang diberikan para musisi kepada para korban bencana,'' katanya.

Agum mengatakan, konser ini akan menjadi gelaran yang besar dengan menghadirkan seribu band Tanah Air. "Di Amerika Serikat saja ada even musik besar bernama Woodstock yang hanya menghadirkan 700 band dan penyanyi. Nah, bisa dibayangkan kalau ini ada seribu band seperti apa jadinya,'' kata mantan ketua umum PSSI ini.

Harry 'Koko' Santoso -- salah satu penyelenggara dari Deteksi Production, mengatakan hasil penjualan tiket dari konser selama tiga hari akan disumbangkan seluruhnya kepada para korban bencana. Untuk banderol tiketnya sendiri dipatok seharga Rp50 ribu.

''Kami tak akan mengambil sepeser pun uang hasil penjualan tiket ini. Kami berani melakukan ini karena dukungan yang diberikan untuk konser ini ternyata begitu besar. Jadi mengapa tidak kami sumbangkan saja seluruhnya,'' kata dia.

Koko juga menjelaskan dalam kegiatan selama tiga hari nanti pihaknya akan menghadirkan sejumlah kelompok musik tradisional. Di antara penampil yang telah memastikan kehadirannya berasal dari Papua, Manado, Samarinda, Riau, Kupang, Aceh, Padang Sedempuan, dan masih banyak daerah lainnya di negeri ini. ''Kemungkinannya akan ada sekitar dari 20 daerah,'' katanya. ''Selain itu juga kami merencanakan juga untuk menghadirkan kelompok musik Melayu yang pernah meraih juara pada ajang Musik Melayu Dunia.''

Sementara itu terkait upaya pengumpulan dana, festival ini juga menghadirkan fotografer terkemuka Darwis Triadi. Dia berencana hasil jepretannya nanti akan bisa dilelang. ''Nanti tiap foto akan saya cetak hitam-putih dengan ukuran 70 cm x 100 cm. Foto-foto tersebut akan kita lelang sekitar Rp5 juta sampai Rp10 juta,'' kata Darwis menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement