Selasa 02 Nov 2010 08:07 WIB

Belanda tak Cukup Luas Bagi Mas Paul Elbers

Mas Paul Elbers
Foto: maspaul.com
Mas Paul Elbers

REPUBLIKA.CO.ID,Nama panggilannya mas Paul. Paul Elbers, dilahirkan di Hilvarenbeek, Belanda, 53 tahun lalu. Rela meninggalkan tanah kelahirannya, berkelana, mengeksplorasi musik dan melebarkan sayap. Mas Paul menemukan kedamaian di Yogyakarta. Hidup terus mengalir, biarkanlah sesuatu berjalan seperti apa adanya.

Seluruh hidup Paul Elbers diabdikan untuk musik. Sejak jaman duduk di sekolah dasar Paul kecil sudah mulai membuat lagu sendiri. Ia biasa menciptakan lagu. Hampir semua aliran musik diminati oleh Paul Elbers saat itu, dari klasik, hingga musik gereja dan musik pop.

Paul Elbers sempat juga bergabung dengan kelompok musik di Belanda di antaranya dengan band yang musik rakyat. Dalam musik itu terdapat pula campuran-campuran musik dari wilayah lain dan hal itulah yang memperkenalkan Paul Elbers dengan musik Turki, dan Hongaria. Belanda ternyata tidak cukup bagi Paul Elbers untuk berkreasi.

Tahun 1989 ia pindah ke Yogyakarta, mencari tantangan baru. Karyanya terus mengalir, tercipta berdasarkan kata hati. Tidak ada kesengajaan mencampurkan musik barat dan musik timur.

"Untuk saya tidak ada musik barat atau timur. Yang membedakan siapa? Di sini yang main musik pop banyak, yang main gamelan di luar negeri juga lumayan banyak. Dan itu tersebar dimana saja di Amerika, Inggris, Belanda dan Jerman misalnya. Jaman sekarang ya sudah wajar."

Musik Saya

Mas Paul menambahkan ia tidak sengaja memadukan musik barat dan timur. "Ya ketemu jadi otomatis dari hati sendiri. Bukan direncanakan, wah saya sekarang mau campur barat sama timur. Tidak begitu. Saya sendiri bingung...bikin musik apa? Ya musik saya lah."

Paul Elbers tidak menghiraukan bagaimana sambutan atas karya-karyanya.  Yang lebih penting adalah dia bisa berkreasi sebebasnya. Memang ada apresiasi terhadap karyanya. Contohya pengunjung situsnya  www.maspaul.com  sekarang sudah mencapai angka seribu setiap bulannya. Upayanya menjadi terkenal di Yogyakarta juga dilakukan dengan main konser piano di hadapan keluarga pencita musik Indonesia yang sering menggelar konser sekali setahun.

"Sama teman-teman yang main klasik. Saya selalu main karya saya sendiri." Mas Paul tak jera untuk terus mengeskplorasi dan terus menggali semua jenis musik. Namun seperti dikatakannya perkembangan musik tradisional Indonesia mengalami hambatan antara lain karena soal dana.

Hambatan Dana

Mengembangkan musik tradisional di Indonesia merupakan tugas yang berat. Yang kurang di Indonesia bagi para pemusik tradisional adala fasilitasnya. Hal itu terjadi karena tidak ada dana. "Untuk kelompok tradisional tidak ada duit, dan begitu juga kelompok klasik. Yang sukses sebenarnya hanya musik pop saja.''

Karya-karya mas Paul yang sudah muncul antara lain berupa album Xpression, Impression, Mas Paul Song for you. Namun seperti dikatakan mas Paul. susah untuk menyumbangkan sesuatu untuk perkembangan musik tradisional di Indonesia. "Saya tetap orang asing di Indonesia. dengan limitasi dan batasannya."

Untuk masa depan sebaiknya para pemusik Indonesia harus lebih berani  menampilkan dan mengeksplorasi musik tradisional Indonesia dan membawanya ke pentas dunia.

sumber : RNW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement