Tak ada hasil maksimal tanpa kerja keras. Payut, ketua punggawa Tanjung Gunung, sadar akan hal itu. Oleh karenanya, untuk mendapatkan generasi penerus Tanjung Gunung yang tangguh, Payut merancang sebuah program penelitian, Ta Cinta. Setiap bayi yang lahir diikutkan program ini. Mereka dididik di Balai Megemi dan mereka mempunyai angka pengenal yang ditanam di kedua legannya.
Program yang telah berlangsung kurang lebih 32 tahun itu telah memperlihatkan keberhasilannya. Namun, berbagai rintangan dihadapi oleh seluruh suku Tanjung Gunung, terutama sejak Mayor Cecingal menculik bayi 256 serta rumor penyerbuan yang akan dilakukan oleh manusia terkutuk itu saat badai matahari berlangsung.
Bagaimanakah program Tanjung Cinta dirancang dan dijalankan? Mampukah Mayor Cecingal menguasai Tanjung Gung? Adakah pihak lain yang saling bertikai? Cintakah yang menggerakkan Manggale atau ada misi yang lebih luhurdibandingkan cina karena nafsu belaka? Bagaimana dengan Toham, suami Sinjarani? Tidakkah dia tahu cinta yang dirasakan oleh Manggale terhadap istrinya? Bagaimana pula dengan Sinjarani? Tidakkah pernah dia membalasa cinta Manggale? Siapa sesungguhnya Manggale? Bagaimanakah akhir kisahnya?
Cerita lengkap kisah ini bisa ditemukan dalam novel Tanjung Cinta karya Heriyati ini. Lewat karyanya, penulis ingin menggambarkan perjuangan meraih hasil terbaik dengan kerja keras, kedisiplinan, dan ilmu pengetahuan yang bersandar kepada keilahian yang hakiki.
Judul : Tanjung Cinta
Penulis : Heriyanti
Penerbit : Penerbit Republika, Jakarta
Tebal : ii + 338 halaman
Harga : Rp 47 ribu