Ahad 04 Jul 2010 06:30 WIB

Mampukah Lembar-lembar Uang jadi Alat Pembeli Kebahagiaan?

Rep: cr2/ Red: Ririn Sjafriani
Seorang pria tampak dihujani uang.
Foto: corbis
Seorang pria tampak dihujani uang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kepercayaan kuno yang mengatakan kekayaan atau uang membuat bahagia seseorang rupanya tidak lagi sesuai dengan zamannya. Mengapa begitu? hasil riset menyebutkan kelebihan uang meningkatkan kepuasan seseorang dalam menjalani hidupnya, namun, tidak membantu mereka menikmati hidup.

Seperti studi sebelumnya, hasil riset ini juga tidak menemukan pengaruh peningkatan kemakmuran, individu dan negara secara keseluruhan tidak mempengaruhi kemampuan individu dalam menikmati hidupnya. Meski begitu, peneliti juga menemukan peningkatan nilai-nilai positif dalam diri seseorang sebagai akibat meningkatnya pendapatan, antara lain, rasa hormat, menikmati kemanidirian, memiliki pekerjaan yang memuaskan dan dukungan sosial dari sahabat dan keluarga.

"Masyarakat selalu bertanya, apakah uang membuat Anda bahagia? Studi ini menunjukan bahwa semua itu tergantung bagaimana Anda mendefinisikan kebahagiaan. Jika Anda melihat kepuasan hidup, bagaimana anda menilai hidup keseluruhan, Anda juga harus melihat korelasi yang kuat antara pendapatan dan kebahagiaan," ungkap Ed Diener, Peneliti Senior University of Illinois, seperti dikutip dari Healthday, Jum'at (2/6).

Ia menambahkan, di sisi lain, korelasi itu  begitu kecil antara perasaan positif dengan menikmati diri sendiri. Menurutnya, korelasi ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman seseorang. 

"Setiap orang tentu melihat korelasi antara kepuasan hidup dan pendapatan. Meski benar, menjadi kaya akan membuat anda puas dengan hidup tapi tetap saja tidak mempengaruhi cara anda menikamti hidup," kata dia.

Sebelumnya, peneliti menganalisasi data yang terkumpul dari survei terdahulu yang melibatkan 136 ribu orang dari 132 negara pada rentang tahun 2005-2006.

Para peneliti, partisipan diberikan pertanyaan tentang emosi positif dan negatif seseorang, seperti apakah mereka merasa dihormati, apakah mereka bisa diandalkan keluarga dan sahabat, bagaimana mereka memilih kegiatan sehari-hari atau belajar tentang hal baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement