Sabtu 05 Jun 2010 22:12 WIB

Habiskan Makanan Anda atau Bayar Denda dan Jangan Kembali!

Menu dari restoran Wafu
Foto: yourrestaurants.com.au
Menu dari restoran Wafu

REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY--Sebuah restoran di Australia merasa bosan dengan sisa makanan di piring para pengunjungnya. Restoran itu kemudian meminta untuk pengunjung menghabiskan makanannya atau membayar denda dan tidak boleh kembali.

Chef Yukako Ichikawa kini memberlakukan diskon 30 persen untuk pengunjung yang makan seluruh pesanan mereka di restoran Wafu yang memiliki 30 meja, di kawasan pinggiran Sidney di Surry Hills. Restoran Wafu memiliki moto "Makanan Jepang tanpa Rasa Bersalah".

"Untuk berkontribusi terhadap masa depan yang lebih baik, kami meminta sedikit lebih banyak kepada pengunjung di restoran kami dibandingkan tempat lain," ujar Ichikawa sambil menunjukkan daftar kebijakan restoran yang ditempelkan di pintu.

Daftar kebijakan itu termasuk menghabiskan seluruh makanan di restoran tersebut yang terbuat dari bahan organik, bebas kandungan gluten, produk susu, gula dan telur.

Kemudian Ichikawa dan stafnya akan memberitahukan pengunjung yang tidak menghabiskan makanan, bisa memilih restoran lain selanjutnya.

"Menghabiskan makanan artinya semua yang bisa dimakan kecuali irisan lemon, gari atau jahe pada sushi dan wasabi," tulis kebijakan dalam menu.

"Tolong perhatikan, sayuran dan salah di pinggir piring bukanlah dekorasi, namun bagian dari makanan juga," lanjutnya.

Kebijakan ketat dari restoran Wafu banyak diterima namun juga dikritisi karena dapat menghalangi sebagian pengamat. Ichikawa tidak gentar.

"Wafu bukan sekedar restoran, namun perwakilan dari etika pribadi masyarakat Yukako terhadap makanan dan minuman serta rezeki," tulisnya dalam sebuah pernyataan di laman milik Wafu.

"Kami tidak hanya berkomitmen menyediakan makanan untuk menjaga dan menghormati tubuh namun juga berdedikasi aktif untuk pencegahan buang sampah dan menganggap serius tanggungjawab terhadap lingkungan dan kelestarian untuk masa depan," pungkas pernyataan tersebut.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement