REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesta Literasi Indonesia 2025 akan digelar dengan skala lebih luas dan format yang lebih inklusif. Mengusung tema "Cerita Khatulistiwa", ajang literasi tahunan yang digagas Gramedia ini akan berlangsung mulai 6 hingga 28 September 2025, menjelajahi 12 kota di berbagai wilayah Indonesia.
Kota-kota yang akan disambangi antara lain Bogor, Garut, Magelang, Malang, Ambon, Manado, Makassar, Jayapura, Medan, Padang, Pekanbaru, dan Pontianak. Tidak lagi terpusat di Jakarta, acara ini kini dirancang sebagai gerakan literasi keliling yang membuka ruang pertemuan antara penulis, pembaca, komunitas, dan pegiat literasi dari berbagai penjuru Nusantara.
"Pesta Literasi Indonesia bukan sekadar selebrasi buku dan bacaan. Ini adalah ruang dialog dan tumbuh bersama, antara pembaca dan penulis, antara komunitas dan ide-ide baru," kata Ketua Pesta Literasi Indonesia 2025 Amie Puspahadi dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Menurut Amie, tema "Cerita Khatulistiwa" dipilih untuk mendorong masyarakat saling mengenal, saling mendengar, serta menjembatani kesenjangan literasi di seluruh wilayah Indonesia. "Karena ternyata jumlah komunitas baca di daerah itu sangat banyak, cuma jarang kita dengar suaranya, makanya kami ingin tahu seperti apa cerita mereka," kata Amie.
Menurutnya, Pesta Literasi 2025 akan diisi dua kegiatan utama yakni diskusi panel dan aktivitas kreatif. Sesi diskusi panel akan menghadirkan penulis, ilustrator, penerjemah, desainer buku, hingga tokoh-tokoh lokal yang relevan dengan tema spesifik seperti isu lingkungan atau kesehatan mental.
Adapun aktivitas kreatif yang akan digelar seperti workshop menulis, desain buku, musikalisasi puisi, nonton bareng, hingga kompetisi mengeja (spelling bee) khusus untuk anak-anak sekolah dasar. "Spelling bee versi Bahasa Indonesia ini mendapat antusiasme tinggi tahun lalu, dan tahun ini akan digelar kembali," kata Amie.
Pesta Literasi Indonesia 2025 juga menggandeng 13 komunitas literasi lokal yang menjadi mitra kolaborasi di setiap kota, di antaranya Kayuh Literasi, Sadar Setara, Sundayreads Club Magelang, Dudukbaca, Perkumpulan Literasi Sulawesi Utara, Kedai Buku Jenny, Jazirah Timur Labuhan Kata, Papuansspeak, Torang Baca, Ngobrol Buku, Buku Bacarito, Rangkum & Uraikan Book Club, serta Suara Literasi Membara. Chief Editor Gramedia Pustaka Utama, Andi Tarigan, mengatakan misi utama Pesta Literasi adalah membuka akses literasi ke berbagai daerah. Acara ini pun diharapkan bisa menyebarkan pembicaraan tentang buku yang lebih positif.
"Kita kan tahu ya isu literasi itu temanya selalu soal minat baca rendah, pembajakan. Nah sekarang kita tuh ingin ada pembicaraan buku yang lebih positif, artinya kami ingin membuka semua akses buku ke komunitas di berbagai daerah," kata Andi.