REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Vokalis Reality Club, Fathia Izzati, menyerukan kepada publik untuk tidak lagi diam melihat penderitaan warga Palestina akibat agresi Israel. Melalui unggahan di media sosial dan keikutsertaannya dalam aksi solidaritas, Fathia mengajak semua orang untuk berani bersuara tentang Palestina.
Ia menyampaikan bahwa ketakutan untuk berbicara, kurangnya informasi sejarah, atau kebingungan atas fakta-fakta bukanlah alasan untuk diam. Menurutnya, apa yang kini terjadi di Gaza sudah cukup menjadi alasan kuat untuk menyatakan bahwa tindakan Israel adalah salah.
“Kamu perlu mendengarkan dan mempercayai mata kamu. Percaya apa yang kamu lihat. Semua gambar Gaza diratakan, bayi-bayi yang terkubur di bawah reruntuhan, kelaparan massal, biarkan itu cukup bagi kamu untuk dengan tegas mengatakan bahwa ini salah,” kata Fathia dalam unggahan di Instagram pribadinya, dikutip Rabu (11/6/2025).
Menurut Fathia, apa yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina tidak bisa dibenarkan dari sudut pandang apapun. Baik secara kemanusiaan, moral, agama, lingkungan, maupun hukum internasional, seluruh tindakan tersebut dinilainya merupakan pelanggaran serius yang harus direspons dengan pemberian sanksi tegas terhadal Israel.
Ia juga menyoroti ketimpangan perlakuan terhadap Israel yang dinilai kebal hukum, meski telah melakukan pelanggaran berat terhadal hukum internasional. “Kamu seharusnya marah karena tidak ada negara lain di dunia yang memiliki hak istimewa seperti Israel. Tidak ada negara yang dapat melakukan kejahatan berat, genosida, kejahatan kemanusiaan, kejahatan perang, semuanya pada saat yang sama dan lolos begitu saja dengan berpura-pura menjadi korban,” kata Fathia.
Fathia kemudian menyinggung kapal bantuan kemanusiaan Madleen yang dicegat oleh otoritas Israel. Kapal tersebut membawa pasokan makanan dan susu untuk warga Palestina yang dilaporkan mengalami kelaparan ekstrem akibat blokade ketat oleh Israel. Ia pun mengingatkan publik untuk tidak tertipu oleh citra bantuan simbolik dari Israel yang disebutnya sebagai bagian dari propaganda.
“Intinya, kamu tidak harus kembali ke deklarasi Balfour, perang dunia II, intifada pertama atau bahkan 7 Oktober untuk memiliki sikap. Percayalah pada apa yang kamu lihat dengan mata kepala kamu sendiri sekarang ini. Sanction Israel dan #FreePalestine,” kata Fathia.
Tak hanya bersuara secara daring, Fathia juga terjun langsung dalam aksi solidaritas. Ia terlihat mengikuti unjuk rasa bersama sejumlah aktivis dari Humanity Youth di depan kantor Kedutaan Besar Prancis, Jerman Brasil, Swedia, dan Inggris di Jakarta. Aksi ini meminta negara-negara tersebut agar menggunakan pengaruh diplomatik mereka untuk menekan Israel membebaskan beberapa aktivis Madleen yang masih ditahan, dan menghentin genosida yang berlangsung di Palestina.