Selasa 22 Apr 2025 10:22 WIB

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan e-SIM Serta Cara Migrasinya

E-SIM tidak memiliki wujud fisik seperti kartu SIM pada umumnya.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Sim fisik (ilustrasi). Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid mengimbau masyarakat untuk beralih dari SIM fisik ke e-SIM.
Foto: Dok. Freepik
Sim fisik (ilustrasi). Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid mengimbau masyarakat untuk beralih dari SIM fisik ke e-SIM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid mengimbau masyarakat untuk beralih dari SIM fisik ke e-SIM. Beralih ke e-SIM disebut sangat penting untuk keamanan data dan perlindungan terhadap penyalahgunaan identitas.

Lantas apa itu e-SIM? Merujuk laman Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (DJPP) Komdigi, e-SIM merupakan singkatan dari Embedded Subscriber Identity Module. E-SIM tidak memiliki wujud fisik seperti kartu SIM pada umumnya. Selain itu, e-SIM juga berbentuk modul yang terintegrasi dan melekat di ponsel, sehingga pengguna cukup memindai barcode untuk mengaktifkannya.

Baca Juga

Berbeda dengan kartu SIM fisik konvensional yang memerlukan instalasi manual, e-SIM sudah terpasang sejak awal di motherboard ponsel dan dapat diaktifkan melalui proses jarak jauh dengan operator seluler.

Kelebihan dan kekurangan

Ada beberapa keunggulan dan kekurangan dari e-SIM. Berikut beberapa keunggulan dari e-SIM seperti dikutip dari laman DJPP, Selasa (22/4/2025):

1. E-SIM dapat ditanam langsung pada motherboard ponsel sehingga tidak akan hilang atau rusak.

2. E-SIM memiliki ukuran yang lebih kecil dari kartu SIM nano, memberikan ruang desain yang lebih fleksibel dan memungkinkan penggunaan pada perangkat yang lebih tipis.

3. Pengguna tidak perlu lagi melakukan pemasangan atau penggantian kartu SIM secara fisik, cukup dengan memindai kode batang untuk mengaktifkan nomor pada ponsel yang akan digunakan.

4. E-SIM memungkinkan pengguna menyimpan beberapa profil operator dalam satu perangkat secara bersamaan, sehingga memudahkan dalam beralih antar jaringan tanpa perlu mengganti kartu SIM secara fisik.

5. Proses aktivasi e-SIM dapat dilakukan secara jarak jauh, menghilangkan kebutuhan akan distribusi fisik kartu SIM dan mempermudah pengaturan dan pengelolaan nomor oleh operator.

Di sisi lain, e-SIM juga masih memiliki kekurangan dibandingkan SIM fisik. Dilansir laman MoneyControl, berikut beberapa kekurangan dari e-SIM:

1. Sulit dipindahkan antar ponsel

Berbeda dengan kartu SIM fisik yang mudah dilepas dan dipindahkan ke perangkat lain, e-SIM membutuhkan proses aktivasi ulang setiap kali pengguna ingin mengganti ponsel. Ini berarti pengguna harus menonaktifkan e-SIM dari ponsel lama dan mengaktifkannya di perangkat baru, yang tentunya memakan waktu dan tidak sepraktis memasang SIM fisik.

2. Hanya tersedia di ponsel premium

Saat ini, e-SIM hanya didukung oleh beberapa ponsel flagship atau kelas premium yang harganya cukup mahal dan belum banyak beredar di pasaran. Hal ini membuat teknologi e-SIM belum bisa dinikmati oleh pengguna ponsel lama atau kelas menengah ke bawah.

3. Proses aktivasi rumit dan risiko keamanan

Aktivasi e-SIM biasanya memerlukan koneksi internet yang stabil dan proses pengunduhan profil jaringan yang benar. Selain itu, dari sisi keamanan, e-SIM dinilai lebih rentan terhadap peretasan atau pelacakan secara diam-diam karena tidak bisa dilepas secara fisik seperti kartu SIM biasa.

Cara migrasi

Setiap operator memiliki ketentuan berbeda dalam melakukan migrasi ke e-SIM. Untuk pengguna Telkomsel misalnya, berikut cara migrasi kartu perdana ke e-SIM seperti dikutip dari laman resmi Telkomsel.

1. Sebelum migrasi, pastikan perangkat ponsel sudah mendukung teknologi eSIM dan resmi digunakan di Indonesia.

2. Pastikan saat ini pengguna menggunakan jaringan telkomsel dan berada di Indonesia untuk memvalidasi permintaan migrasi ke e-SIM. Untuk 1 nomor yang sama hanya boleh migrasi ke e-SIM sebanyak satu kali dalam periode tiga bulan.

3. Siapkan KTP dan Kartu Keluarga untuk proses verifikasi data. Pastikan memiliki email aktif untuk pengiriman QR Code Migrasi e-SIM

4. Siapkan uang senilai Rp 10 ribu untuk biaya migrasi e-SIM Telkomsel.

5. Proses migrasi ke e-SIM bisa dilakukan melalui website MyTelkomsel atau mengunjungi GraPARI Telkomsel. Estimasi proses migrasi dari SIM fisik ke e-SIM Telkomsel selama 2 hingga 3 menit.

6. Ketika migrasi berhasil dilakukan, maka SIM fisik yang lama otomatis akan mati.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement