REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --
Pada awal Ramadhan 2025, harga cabai rawit mengalami kenaikan. Di beberapa daerah, harga cabai rawit bahkan menyentuh Rp120 ribu per kilogram.
Menyikapi lonjakan harga ini, Guru Besar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB University, Prof Syukur, mengajak masyarakat menanam cabai di halaman rumah. Cabai dapat ditanam di pekarangan rumah dengan memanfaatkan lahan kosong maupun di pot.
“Dengan menanam 10 pohon cabai setiap dua bulan, kebutuhan cabai keluarga dapat terpenuhi sepanjang tahun. Hal ini dapat membantu ekonomi keluarga, terutama saat harga cabai sedang tinggi,” kata Prof Syukur dalam keterangan tertulis dikutip pada Rabu (5/3/2025).
Menurut Prof Syukur, menanam cabai di pot atau di lahan pekarangan sangat mudah. Hanya perlu menyediakan media tanam seperti pupuk kandang yang difermentasi, tanah top soil, dan arang sekam, dengan perbandingan masing-masing 1:1:1.
Kemudian bibit cabai disemai di tray semai atau wadah lain yang telah diisi media semai yang sesuai. Setelah bibit tumbuh dan siap dipindahkan, kata Prof Syukur, tanaman cabai perlu dirawat dengan baik. Jangan lupa berikan pupuk NPK dalam jumlah cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
“Selain itu, penting untuk mengendalikan hama dan penyakit agar tanaman tetap sehat dan produktif. Dengan perawatan tepat, tanaman cabai dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang melimpah,” kata Prof Syukur.
Ia juga menawarkan beragam variestas cabai IPB yang bisa ditanam di pekarangan rumah, baik di pot maupun di lahan. Jika akan ditanam di pot bisa menggunakan cabai hias IPB, misalnya Ayesha IPB, Syakira IPB, Lembayung IPB, Viola IPB, atau Triwarasana IPB.
“Untuk cabai yang ditanam di lahan, ada varietas Neno Tavi IPB untuk cabai kering dan Bonita IPB untuk cabai rawit merah,” kata dia.