Senin 06 Jan 2025 19:12 WIB

Resmi Diluncurkan, Ini Tanggapan Pakar Soal Menu Makan Bergizi Gratis

Menu Makanan Bergizi dinilai harus sesuai dengan pedoman Isi Piringku dari Kemenkes.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Para pekerja menyiapkan Makanan Bergizi Gratis (MBG) (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Para pekerja menyiapkan Makanan Bergizi Gratis (MBG) (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Makan Bergizi Gratis resmi diluncurkan hari ini, Senin (6/1/2025), di beberapa daerah Indonesia. Salah satu sekolah yang telah melaksanakan program ini adalah SMPN 12 Semarang, di mana para siswa dan siswi mendapat makanan berisi nasi, ayam asam manis, goreng tahu, tumis kacang panjang, dan semangka.

Program ini juga digelar perdana di SD Barunawati Jakarta Barat, dengan menu nasi, ayam teriyaki, tahu goreng krispi, tumis kacang panjang, dan jeruk. Lantas apakah paket makanan tersebut sudah memenuhi kebutuhan gizi anak?

Baca Juga

Dokter dan ahli gizi masyarakat, Tan Shot Yen, mengungkapkan menu makan tersebut harus sesuai dengan pedoman Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan. Dalam Isi Piringku, setiap kali makan, 50 persen piring diisi dengan sayur dan buah, sedangkan 50 persen lainnya dengan makanan pokok dan lauk pauk.

Sumber karbohidrat dapat didapat dari berbagai bahan makanan pokok seperti beras, jagung, sagu, umbi-umbian, kentang, hingga gandum. Adapun lauk pauk bisa dari sumber protein hewani dan nabati. Untuk lauk hewani misalnya daging merah (sapi, kambing, dan lainnya), unggas (ayam, bebek), ikan dan hasil laut, telur, hingga susu. Sedangkan lauk nabati antara lain tahu, tempe, kacang-kacangan seperti kacang tolo, kacang tanah, kacang merah, kacang hijau.

Menu sayurannya bisa terbuat dari terong, timun, bayam, kangkung, buncis, brokoli, wortel, tomat kol, dan lainnya. Lalu buah-buahan misalnya pisang, melong, semangka, pepaya, belimbing, apel, jambu air, dan lain sebagainya.

“Konsep gizi seimbang dalam Isi Piringku juga termasuk minum air 8 gelar sehari, aktivitas fisik 30 per hari, dan cuci tangan sebelum makan,” kata dokter Tan saat dihubungi Republika.co.id, Senin (6/1/2025).

Dokter Tan juga mengingatkan makanan bergizi berasal dari bahan pangan utuh, yang dimasak dengan cara baik dan sehat. Selain itu, penting juga untuk menghindari imbuhan yang tidak sehat. Imbuhan merujuk pada bahan tambahan pangan yang ditambahkan selama pengolahan makanan.

“Jadi bergizi itu bukan hanya hitungan kalori, tapi juga cara memasak dan imbuhannya. Bergizi karena bahan pangan utuh dimasak dengan baik,” ujar dokter Tan.

Ia juga menyoroti salah satu menu makan bergizi gratis yang menyajikan ayam teriyaki. Menurut dia, ketimbang menyajikan olahan ayam khas asing, lebih baik menyajikan olahan ayam khas Indonesia seperti ayam kalasan, ayam woku, dan lainnya.

“Ketimbang pakai judul makanan asing, menu Indonesia lebih bersahabat dan bebas bahan pangan berisiko. Ada ayam kalasan, ayam woku, ayam bakar bumbu rujak,” kata dr Tan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement