Kamis 02 Jan 2025 11:38 WIB

Ikan Buntal Terkenal Beracun, Bisakah Dikonsumsi?

Keracunan ikan buntal dapat menyebabkan kelumpuhan otot.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Ikan buntal. Perlu keahlian khusus mengolah ikan buntal agar tidak menimbulkan keracunan saat dikonsumsi.
Foto: Rove.me
Ikan buntal. Perlu keahlian khusus mengolah ikan buntal agar tidak menimbulkan keracunan saat dikonsumsi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kasus keracunan ikan buntal merupakan salah satu kasus hasil perikanan berbahaya. Dalam kondisi yang parah, keracunan ikan ini dapat menyebabkan kematian para korbannya.

Untuk itu, diperlukan pengolahan yang tepat untuk menghindari risiko keracunan ikan buntal. Dosen pengolahan hasil perikanan FPK Universitas Airlangga, Eka Saputra, mengatakan ikan buntal mengandung racun tetrodotoxin (TTX) yang merupakan salah satu racun paling berbahaya. Racun ini terletak pada organ hati, ovarium, usus, dan kulit ikan buntal. Namun, dalam beberapa kasus, daging ikan buntal juga dapat mengandung tetrodotoxin jika pengolahannya tidak benar.

Baca Juga

Dalam pengolahan ikan buntal, kata Eka, diperlukan keahlian khusus agar ikan dapat dikonsumsi secara aman. Hal ini karena karakteristik racun tetrodotoxin yang tidak dihancurkan oleh panas atau proses memasak biasa. Karenanya perlu keterampilan serta sertifikasi khusus agar dapat mengolah ikan buntal seperti di Jepang.

“Para praktisi ikan buntal diajarkan mengidentifikasi bagian yang beracun dan menghindari kontaminasi silang. Kesalahan kecil dapat menyebabkan perpindahan racun dari organ ke daging ikan. Lalu terdapat izin khusus yaitu hanya restoran atau fasilitas yang memiliki izin khusus yang boleh menyajikan ikan buntal,” kata Eka dalam keterangan tertulisnya, dikutip pada Rabu (1/1/2025).

Jika seseorang terpapar racun TTX, gejala awal yang muncul biasanya ditandai dengan mati rasa pada bibir dalam 20 menit hingga tiga jam setelah dikonsumsi. Kemudian dilanjutkan dengan muntah, mual, serta terjadi kelumpuhan otot.

“Efek kelumpuhan otot dapat menyebabkan kesulitan bernapas hingga penurunan tekanan darah yang dapat berakibat fatal,” jelas Eka.

Di balik bahaya racun di dalamnya, ikan buntal memiliki kandungan gizi yang cukup baik. Antara lain mengandung protein yang cukup tinggi, kandungan lemak yang rendah sehingga cocok untuk kesehatan jantung. Selain itu, terdapat kandungan vitamin dan mineral sebagai komponen gizi.

Namun Eka menekankan manfaat ini hanya dapat diperoleh jika ikan buntal diolah oleh ahli bersertifikat. Risiko keracunan tetap tinggi jika proses pengolahannya kurang benar.

“Oleh karena itu, di Jepang, konsumsi ikan buntal lebih dari sekadar makan. Ini adalah tradisi menggabungkan apresiasi rasa, keahlian kuliner, dan keberanian yang terkontrol,” kata Eka.

Dia mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati dan memahami karakteristik bahan baku produk perikanan. Dengan mengetahui karakteristik ini, maka akan mudah diketahui cara proses pengolahan yang benar dan aman dikonsumsi.

“Untuk menghindari risiko keracunan, maka masyarakat perlu paham bahwa konsumsi produk perikanan yang berisiko perlu adanya pengolahan dari ahli. Meski memiliki manfaat yang baik bagi tubuh, bila pengolahannya kurang tepat dapat membahayakan,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement