Sabtu 07 Dec 2024 11:45 WIB

RM BTS, Gemerlap Panggung K-Pop, dan Perjalanan Batin yang Menyentuh Hati

Perjalanan RM BTS terekam dalam dokumenter solo Right People, Wrong Place.

RM BTS dalam dokumenter Right People, Wrong Place.
Foto: Dok. BigHit/Hybe
RM BTS dalam dokumenter Right People, Wrong Place.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam dunia musik yang penuh gemerlap, sosok RM BTS selalu menarik perhatian. Sebagai leader grup K-pop fenomenal BTS, RM tidak hanya dikenal sebagai seorang rapper yang berbakat, tetapi juga seorang pemikir yang mendalam.

Melalui dokumenter solo pertamanya, Right People, Wrong Place, RM mengajak penonton untuk menyelami lebih dalam pikiran dan perasaannya sebagai seorang seniman dan manusia biasa. “Aku selalu dikelilingi kamera di belakang panggung, tapi aku selalu merasa diawasi," demikian kata RM atau Kim Namjoon dalam film dokumenter bernuansa analog klasik.

Baca Juga

Bagaikan dunia yang terbagi atas warna hitam dan putih, ia menyampaikan apa yang selama ini hatinya rasakan kepada seluruh penggemarnya, yang akrab disapa Army. Bukan mau mendapatkan simpati atau terlihat menyedihkan. Seluruh perasaan itu ia utarakan agar orang dapat mengenal lebih dekat siapa diri pria kelahiran 1994 itu.

Bagi RM, dirinya ketika berada di atas panggung dan dirinya ketika menjalani hari-harinya yang biasa sungguh berbeda. Menjadi seorang RM itu artinya ia harus tampil sempurna, tersenyum, bekerja keras dan fokus pada karirnya sebagai idol K-Pop yang telah ditekuni selama 10 tahun.

Kariernya sebagai idol merupakan impiannya sejak lama, terlalu banyak pengorbanan, keringat dan air mata untuk bisa membawa grup beranggotakan tujuh orang pria itu menyabet gelar “BTS Paved the Ways”. Merangkak dari agensi kecil bernama BigHit Entertainment, RM banyak menghabiskan waktunya menciptakan lagu-lagu dengan lirik yang cerdas dan indah.

Ia gemar menghabiskan hari di ruang kerjanya hingga otak dan alat-alat di dalamnya menjadi panas. Menurut Creative Director dari album terbaru RM yang bertajuk Right People, Wrong Place, San Yawn, RM memang gemar merekam dan menulis lagu sendirian. Tidak nyaman baginya berada di luar dalam waktu yang panjang. Kalaupun pergi keluar, pelantun lagu “Come Back to Me” itu juga hanya berkumpul bersama anggota grup atau kru yang ikut serta dalam proses penggarapan album.

Menulis lirik, rekaman suara, makan, rekaman suara, perbaiki lirik, rekaman suara, membuat video musik. Dari pagi hingga malam. Kim Namjoon dan perasaannya Melalui film dokumenter berdurasi 80 menit itu RM bercerita bahwa kehidupannya saat berada di luar panggung ibarat roller coaster dengan lintasan yang naik-turun.

Satu jam dirinya merasa senang akan hidupnya, satu jam kemudian bisa berubah menjadi sedih, satu jam lainnya berubah lagi menjadi benci. Awalnya ia merasa kebingungan, apakah ini adalah sikap yang benar atau salah? pertanyaan tersebut makin membuatnya cemas menjelang masa wajib militernya pada 11 Desember 2023. Inilah salah satu perasaan yang ingin dipahaminya. Sebagai Kim Namjoon tentunya.

Berangkat dari salah jalan saat menuju ke kuil bersama teman-temannya, Namjoon akhirnya memutuskan untuk membuat album tersebut. Pemikiran itu ia tuangkan ke dalam lagu barunya yakni “Lost”. Proses pengerjaan 11 lagu yang berada di album baru tersebut cukup sederhana.

Berangkat ke Jepang layaknya masyarakat pada umumnya, syuting dengan riasan seadanya, foto di jalanan dan dikelilingi oleh sedikit kru produksi yang hangat dan bersahabat. Suasananya benar-benar menyenangkan, hingga Namjoon menyadari bahwa perasaan roaller coaster tadi ternyata dapat dia atasi lebih baik dengan menjadi pemimpin boy group asuhan Bang Si-hyuk.

Pemikiran lain yang ia tunjukkan adalah seperti apa hidup yang baik itu? Menurutnya hidup yang baik adalah hidup yang diraih dari hasil kerja keras. Berangkat dari titik itu muncul rasa bangga dan tidak menyesal, serta berterima kasih.

“Hidup telah menyatu di dalamnya, lagi dan lagi. Kau lupa, lalu kau mengingat dan kau sengsara. Apakah hidup lebih baik dari dulu? tidak, hidup lebih baik sekarang,” kata Namjoon.

Kemudian timbul perasaan lain yang berbicara soal perbatasan antara mimpi dan kenyataan. Segala hal yang diambil tentu akan ada konsekuensi, tapi bagaimana jika dia melakukan hal lain dulu? apakah bisa menjadi dirinya yang sekarang? Cukup kompleks, tapi dia menyukainya.

Lewat dokumenter itu pula, para penonton akan diajak melihat sosok Namjoon yang kikuk, ceroboh, pemalu namun pintar dan keren. Perjalanan yang dilakukan bersama tim kecil yang dipanggilnya “rpwprpwprpwp" jadi kenangan baik baginya dalam penuh kehangatan. Bahkan ada momen dimana seorang bintang dunia sepertinya "mendarat" di sebuah rumah kecil yang menyebabkan dirinya harus makan kare rumahan.

Belum lagi waktu produksi jadi sedikit molor akibat San terinfeksi Covid-19. Namjoon hanya bisa pasrah dan menertawakannya. Kisah perjalanan dirinya semakin menarik untuk diikuti karena memperlihatkan usahanya yang berusaha syuting video musik di Inggris beberapa waktu lalu.

Banyak warga lokal melihat proses rekaman dari tepi jalan. Namjoon mengaku berusaha tenang dan berbaur dengan model lainnya.

Masalahnya, dalam video itu dia berperan sebagai pengantin pria. Di sisi lain Namjoon harus menerima kejahilan maknae (orang termuda) dalam grupnya, Jungkook, dalam suatu acara melalui saluran telepon. Ada lagi ulahnya yang tidak sengaja menabrak kamera hingga pelipis bagian kanannya harus berdarah. Dari proses album itu, ia amat menikmati kesederhanaan yang ada. Dari sana pula, akhirnya Namjoon bisa jadi dirinya sendiri tanpa adanya kepura-puraan.

“Untuk pertama kalinya dalam beberapa saat, aku merasa seperti menjadi diriku sendiri,” kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement