Kamis 28 Nov 2024 20:46 WIB

Pendapatan Industri Kecantikan di Indonesia Diperkirakan Capai Rp 142 Triliun pada 2024

Pertumbuhan industri kecantikan membawa tantangan bagi produsen dan konsumen.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza secara resmi membuka Beauty Science Tech 2024 di Senayan City, Jakarta, Kamis (28/11/2024). Acara yang diinisiasi Paragon Corp ini digelar selama empat hari hingga Ahad.
Foto: Dok. Republika/Gumanti Awaliyah
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza secara resmi membuka Beauty Science Tech 2024 di Senayan City, Jakarta, Kamis (28/11/2024). Acara yang diinisiasi Paragon Corp ini digelar selama empat hari hingga Ahad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Industri kecantikan di Indonesia mencatat pertumbuhan pesat. Pada 2024, Kementerian Perindustrian RI memperkirakan pendapatan industri kecantikan dan perawatan pribadi dapat mencapai 9,17 miliar dolar AS atau sekitar Rp 142 triliun.

Namun menurut Deputi CEO PT Paragon Technology and Innovation, dr Sari Chairunnisa, perkembangan ini membawa tantangan tersendiri bagi produsen dan konsumen. Menurut dia, saat ini produsen perlu semakin mengedepankan transparansi, baik dari segi bahan yang digunakan hingga cara produk dikembangkan. Lalu bagi konsumen, dokter Sari menekankan pentingnya literasi terkait kosmetik yang aman.

Baca Juga

“Sebagai pelaku industri, kami Paragon Corp selalu ingin lebih transparan kepada konsumen, agar mereka percaya bahwa produk kami itu aman. Konsumen juga harus jeli dan jangan terkecoh ya, karena sekarang mungkin banyak skincare yang ternyata menggunakan bahan kimia ilegal,” kata dokter Sari dalam talkshow di Beauty Science Tech di Jakarta, Kamis (28/11/2024).

Sari juga memprediksi, industri kecantikan pada masa mendatang akan semakin hypersegmented atau personalisasi. Dalam konteks industri kecantikan, hypersegmented berarti memahami bahwa setiap konsumen memiliki kebutuhan yang berbeda baik dari jenis kulit, warna kulit, gaya hidup, hingga preferensi produk.

“Bahkan kalau kita bicara di Indonesia, yang terdiri atas banyak suku, dan geografis berbeda, sudah dipastikan kebutuhan produk perawatan kulitnya berbeda-beda,” kata dia.

Sari mengaku optimistis, tantangan hypersegmented ini dapat dijawab dengan inovasi, sains, dan teknologi yang semakin maju. Untuk saat ini, Paragon Corp menjadi perusahaan kecantikan pertama yang menggunakan teknologi Neuroscience mood-boosting fragrance untuk menciptakan aroma yang tidak hanya wangi namun juga mampu memengaruhi suasana hati secara positif.

Selain itu, Paragon juga telah mengadopsi teknologi bernama Skin Barrier Profiling, yang memungkinakan analisa mendalam tentang kondisi lapisan pelindung kulit (skin barrier) setiap individu. “Produk itu perlu menjadi solusi bagi konsumen. Jadi melalui teknologi itu, kami ingin memastikan bahwa produk yang kami ciptakan itu betul-betul tepat sasaran dan menjawab apa yang sedang dibutuhkan pelanggan,” kata dia.

Paragon Beauty Science Tech 2024 mengangkat tema "Reshaping the Future". Acara ini digelar untuk mengeksplorasi peran sains dan teknologi di industri kecantikan, sekaligus memahami pentingnya kecantikan yang sehat dan berkelanjutan. Acara ini digelar mulai Kamis (28/11/2024) hingga Ahad (1/12/2024) di Main Atrium Senayan City, Jakarta.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement