Jumat 25 Oct 2024 18:29 WIB

Stroke Intai Anak Muda, Gaya Hidup Ini Jadi Penyebabnya

Sekitar 90 persen kasus stroke dapat dicegah melalui pengendalian.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Pasien stroke (ilustrasi). Kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, hingga tingkat stres tinggi juga berkontribusi dalam meningkatkan risiko stroke pada populasi usia muda.
Foto: www.freepik.com
Pasien stroke (ilustrasi). Kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, hingga tingkat stres tinggi juga berkontribusi dalam meningkatkan risiko stroke pada populasi usia muda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stroke yang sering dianggap sebagai penyakit orang tua, kini semakin sering menyerang generasi muda. Perubahan gaya hidup yang semakin tidak sehat menjadi salah satu faktor utama penyebabnya.

Dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) dr Dodik Tugasworo mengatakan gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang aktivitas fisik hingga pola makan tinggi lemak dan gula merupakan faktor risiko stroke di usia muda. "Beberapa usia yang saya temui sekitar 30 sampai 40 tahun itu meningkat sekali dan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko stroke di usia muda ini karena disebabkan gaya hidup yang kurang sehat," kata Dodik dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Jumat (25/10/2024).

Baca Juga

Ia mengatakan, kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, hingga tingkat stres tinggi juga berkontribusi dalam meningkatkan risiko terjadinya serangan stroke pada populasi usia muda. "Tingkat stres juga penting karena pada mereka itu iklim kompetisi mungkin menjadi tinggi sehingga terjadi gangguan tidur dan semua ini menjadi risiko terjadinya stroke," ujarnya.

Selain gaya hidup, katanya, stroke juga bisa disebabkan oleh riwayat penyakit genetik serta penyakit penyerta lainnya di antaranya hipertensi, diabetes, dislipidemi, dan kegemukan. Untuk mencegah stroke pada usia muda, Dodik menganjurkan penerapan slogan 3O + 1D yakni Olahraga 30 menit setiap hari, Olah seni atau menjalani hobi dan kegiatan yang membuat hati senang, Olah jiwa atau mendekatkan diri dengan Tuhan dan tidak melakukan sesuatu secara terburu-buru, serta Diet sehat dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak.

Diketahui, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Yudhi Pramono menyebutkan 90 persen kasus stroke dapat dicegah melalui pengendalian faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, merokok, hingga kurang aktivitas fisik. "Sebenarnya 90 persen kejadian stroke dapat dicegah melalui pengendalian faktor risikonya seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dislipidemia, gangguan jantung, merokok, kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat, stres, dan konsumsi alkohol," kata Yudhi.

Yudhi menyebut Kemenkes mendorong kegiatan skrining kesehatan yang dilakukan saat hari ulang tahun setiap penduduk sebagai langkah pencegahan peningkatan prevalensi kasus stroke di Indonesia. "Di dalamnya ada skrining baik kolesterol kemudian profil lipid yang nanti juga untuk mengantisipasi terjadinya stroke," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement