Jumat 04 Oct 2024 15:30 WIB

Gen Z Percaya Masa Dewasa Dimulai Usia 27 Tahun, Bukan 18

Generasi muda memahami arti dewasa lebih pada pencapaian pribadi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi pekerja Gen Z. Generasi Z percaya dewasa dimulai pada usia 27 tahun.
Foto: Dok Republika
Ilustrasi pekerja Gen Z. Generasi Z percaya dewasa dimulai pada usia 27 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi Z memiliki pandangan yang berbeda terkait definisi dewasa. Merujuk studi yang dilakukan oleh Talker Research dengan mensurvei 2.000 orang Amerika lintas generasi, terungkap bahwa Gen Z meyakini awal masa dewasa dimulai pada usia 27 tahun, bukan 18 tahun. 

Selain itu, generasi Z juga mendefinisikan kedewasaan bukan hanya soal angka/usia, namun lebih terkait pada kemandirian finansial dan memprioritaskan tanggung jawab di atas kesenangan. Selain itu, Gen Z yang disurvei juga melihat kedewasaan dari pencapaian lain termasuk bisa pindah rumah (46 persen) dan mendapatkan pekerjaan pertama (28 persen)

Baca Juga

Seiring perkembangan zaman, generasi muda memahami arti dewasa lebih pada pencapaian pribadi. Mereka juga tidak lagi terpaku pada norma-norma konvensional tentang kapan seseorang dianggap telah dewasa. 

Sementara itu, bagi generasi sebelumnya seperti generasi baby boomer sering kali merasa terikat dengan norma-norma tradisional seperti menikah muda, membeli rumah, dan memiliki anak di usia 20-an. Di sisi lain, Gen Z lebih memprioritaskan stabilitas emosional, kepuasan karier, dan pencarian jatu diri sebelum menyandang label "dewasa".

Faktanya, menurut studi Talker Research, 72 persen responden dari semua kelompok usia setuju bahwa masa dewasa saat ini terlihat sangat berbeda dari dekade sebelumnya. 

Namun keterlambatan dalam memulai kedewasaan ini juga menimbulkan kekhawatiran, terutama dalam hal perencanaan keuangan. Kevin Mayeux, CEO National Association of Insurance and Financial Advisors, mencatat dalam penelitian tersebut bahwa meskipun transisi menuju periode dewasa telah berlangsung lama, masih banyak anak muda yang belum terlibat dalam perencanaan pensiun, yang secara signifikan dapat berdampak pada stabilitas jangka panjang mereka.

"Meskipun memprihatinkan melihat begitu banyak anak muda yang tidak berkontribusi pada masa pensiun mereka atau membeli asuransi jiwa, tidak ada kata terlambat untuk mulai mengambil langkah tersebut," kata Mayeux seperti dilansir Independent, Jumat (4/10/2024).

Namun, tren ini menunjukkan bahwa bagi Gen Z, kedewasaan tidak selalu berarti memenuhi pencapaian masyarakat, tetapi lebih kepada saat individu merasa percaya diri dalam mengatur hidup mereka sendiri. Fakta bahwa sebagian besar responden menandai usia 27 tahun sebagai fase awal dewasa mencerminkan keyakinan bahwa pencapaian diri, bukan tekanan sosial, yang seharusnya menentukan kesiapan seseorang untuk melangkah ke fase kehidupan tersebut.

Pada akhirnya, definisi kedewasaan mungkin terus berkembang, tetapi keinginan untuk mandiri, aman, dan pemenuhan diri tetap menjadi hal utama yang mendefinisikannya - baik pada usia 18, 27, atau lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement