Selasa 20 Aug 2024 11:05 WIB

Black Caviar, Kuda Pacu Legendaris Australia Meninggal Dunia Setelah Disuntik Mati

Black Caviar menjadi hewan pertama yang tampil di sampul majalah Vogue Australia.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Kuda pacu legendaris Australia, Black Caviar, bersama joki Luke Nolen pada 2013. Black Caviar meninggal setelah disuntik mati karena menderita laminitis.
Foto: Dok. EPA/JOE CASTRO AUSTRALIA AND NEW ZEALAND
Kuda pacu legendaris Australia, Black Caviar, bersama joki Luke Nolen pada 2013. Black Caviar meninggal setelah disuntik mati karena menderita laminitis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Black Caviar, kuda pacu Australia yang memiliki rekor tak terkalahkan dengan 25 kemenangan dari tahun 2009 hingga 2013, meninggal dunia pada Sabtu (17/8/2024). Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Victoria Racing Club dalam sebuah pernyataan.

Pelatih kuda legendaris itu, Peter Moody, menyatakan Black Caviar disuntik mati (eutanasia) setelah melahirkan seekor anak kuda karena menderita laminitis. Ini merupakan penyakit yang menyebabkan rasa sakit pada kuku kuda.

Baca Juga

Selama kariernya, Black Caviar berhasil memenangkan 25 balapan dari 25 kali pertandingan, menghasilkan lebih dari 5,3 juta dolar AS dalam bentuk hadiah uang. Dari tahun 2010 hingga 2013, ia dinobatkan sebagai kuda pacu printer terbaik di dunia oleh Federasi Internasional Otoritas Pacuan Kuda. Beberapa media bahkan menggambarkannya sebagai “kuda pacu paling populer di dunia”.

“Sangat jarang kita mendapatkan kuda yang melampaui batasan olahraga ini. Tetapi semua orang, bahkan jika mereka tidak mengikuti pacuan kuda, akan tahu siapa Black Caviar,” kata Matt Hill, seorang pemandu pacuan kuda Australia, kepada Australian Broadcasting Corporation.

Popularitas Black Caviar bahkan melampaui dunia balap kuda itu sendiri. Pada 2012, ia dinobatkan sebagai “atlet wanita terbaik” oleh sebuah surat kabar, yang secara kontroversial mengalahkan juara lari gawang Olimpiade, Sally Pearson. Pada tahun yang sama, Black Caviar menjadi hewan pertama yang ditampilkan di sampul Vogue Australia.

“Sang kuda betina yang Anggun ini bukanlah gadis sampul biasa. Tak bisa disangkal, dia sangat cantik,” kata majalah tersebut kala itu seperti dilansir The New York Times, Senin (19/8/2024).

Salah satu kemenangan Black Caviar yang paling dramatis terjadi di Royal Ascot di Inggris pada tahun 2012, di mana media setempat mulai menyebutnya “Wonder From Down Under”. Joki-nya, Luke Nolen, sempat mengendurkan kendali sebelum garis finish, dan kuda lain hampir merebut kemenangan dari Black Caviar. Namun ia berhasil mempertahankan kemenangannya, dan setelah balapan, Ratu Elizabeth II memberinya tepukan di hidungnya.

Pada puncak kejayaannya, Black Caviar mengilhami euforia masyarakat di Australia terhadap olahraga ini. Para penonton mengibarkan bendera dengan warna khasnya: merah muda salmon dengan bintik-bintik hitam. Beberapa bahkan mengenakan dasi dengan pola tersebut - yang dijual melalui toko resmi Black Caviar, yang juga merupakan tempat koleksi produk sampo dan kondisioner kuda tersedia.

“Dia membuat orang merasa nyaman dengan diri mereka sendiri, dan sudah pasti suatu hari nanti para penggemar lama pasti akan bangga pernah menyaksikan balapannya,” kata Wayne Peake, seorang sejarawan pacuan kuda Australia, pada 2012.

Pada 2013, Moody mengatakan bahwa Black Caviar akan pensiun dan digunakan untuk pengembangbiakan. “Dia telah melakukan segala hal yang kami minta, dia tidak mungkin melakukan lebih dari itu,” kata Moody kala itu.

Pensiunnya Black Caviar pun menjadi berita utama. Julia Gillard, yang saat itu menjabat sebagai perdana menteri Australia, mengatakan di media sosial bahwa kuda tersebut sangat berarti bagi Australia. “Kita belum pernah melihat yang seperti Black Caviar sebelumnya dan mungkin tidak akan pernah lagi,” kata dia.

Black Caviar kemudian memiliki sembilan anak kuda, menurut racing.com, di antaranya Prince of Caviar, Out Of Caviar, Ready For Caviar, dan Invincible Caviar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement